Pantau - Direktur Celios, Bhima Yudhistira mengatakan, kebijakan utang tersembunyi (hidden debt) di masa Presiden Joko Widodo naik drastis dan sangat berdampak pada perekonomian nasional.
Menurutnya, hidden debt merupakan utang pemerintah yang seolah ditanggung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dicatat sebagai utang korporasi.
“Padahal, ada dana pemerintah untuk membayar cicilan utang dan sebagian risiko juga ditanggung pemerintah,” kata Bhima, Sabtu (3/6/2023).
Bhima memaparkan, hidden debt punya mekanisme bayangan yang di atas kertas seolah pinjaman berbentuk B2B (business to business) antara BUMN dengan perusahaan China.
“Pada prinsipnya, negara melakukan bailout kepada proyek infrastruktur melalui PMN ke BUMN, apabila BUMN bermasalah dalam pengerjaan proyek,” paparnya.
Maka dari itu, ia mengingatkan pemerintah agar tidak menyederhanakan masalah hidden debt, karena totalnya kini mencapai 17,8 miliar USD.
“Hidden debt atau utang tersembunyi cukup membahayakan ekonomi, khususnya APBN. Ini naik signifikan sejak 2015,” pungkas Bhima.
Tak banyak yang mengetahui, ternyata Indonesia masih memiliki utang ke China. Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia.
Berdasarkan laporan lembaga riset asal Amerika Serikat, Aiddata yang mengungkapkan bahwa dana utang tersembunyi itu Indonesia dan China telah terjadi sepanjang 2000-2017.
Tak main-main, Indonesia menumpuk utang dengan nilai fantastis, yakni mencapai USD 34,38 miliar atau setara Rp488,9 Triliun.
Menurutnya, hidden debt merupakan utang pemerintah yang seolah ditanggung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan dicatat sebagai utang korporasi.
“Padahal, ada dana pemerintah untuk membayar cicilan utang dan sebagian risiko juga ditanggung pemerintah,” kata Bhima, Sabtu (3/6/2023).
Bhima memaparkan, hidden debt punya mekanisme bayangan yang di atas kertas seolah pinjaman berbentuk B2B (business to business) antara BUMN dengan perusahaan China.
“Pada prinsipnya, negara melakukan bailout kepada proyek infrastruktur melalui PMN ke BUMN, apabila BUMN bermasalah dalam pengerjaan proyek,” paparnya.
Maka dari itu, ia mengingatkan pemerintah agar tidak menyederhanakan masalah hidden debt, karena totalnya kini mencapai 17,8 miliar USD.
“Hidden debt atau utang tersembunyi cukup membahayakan ekonomi, khususnya APBN. Ini naik signifikan sejak 2015,” pungkas Bhima.
Tak banyak yang mengetahui, ternyata Indonesia masih memiliki utang ke China. Utang terselubung itu ternyata mengalir ke sejumlah mega proyek infrastruktur Indonesia.
Berdasarkan laporan lembaga riset asal Amerika Serikat, Aiddata yang mengungkapkan bahwa dana utang tersembunyi itu Indonesia dan China telah terjadi sepanjang 2000-2017.
Tak main-main, Indonesia menumpuk utang dengan nilai fantastis, yakni mencapai USD 34,38 miliar atau setara Rp488,9 Triliun.
- Penulis :
- Aditya Andreas
