Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Bertengger di Rp15.000, Analis Khawatirkan Volatilitasnya

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Rupiah Bertengger di Rp15.000, Analis Khawatirkan Volatilitasnya
Pantau - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dan kembali bertengger di level psikologis  Rp15.000 dinilai tak menjadi ancaman bagi ekonomi Indonesia. Analis justru lebih khawatir dengan volatilitasnya.

Rupiah mengalami pelemahan pada penutupan perdagangan Selasa (20/6/2023), sebesar 0,07 persen atau 10 poin menjadi Rp15.004 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.944 per dolar AS dengan pergerakan dari Rp15.000 per dolar AS hingga Rp15.057 per dolar AS.

“Volatilitas nilai tukar yang harus dihindari, dan itu merupakan mandat BI (Bank Indonesia) menjaga stabilitas nilai tukar,” ujar Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan ketika ditanya Antara di Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Menurut dia, China yang menurunkan suku bunga pinjaman sebesar 10 bps tadi pagi dianggap oleh investor masih terlalu kecil. Karena itu, diharapkan penurunan lebih lanjut dan stimulus ekonomi yang lebih besar ke depannya.

Penyebab perlambatan ekonomi China karena permintaan domestik dan global yang masih lemah (ekspor dan impor). Pada Minggu (18/6/2023), Goldman Sach disebut menurunkan cukup besar proyeksi pertumbuhan ekonomi China.

“Sentimen ini bisa bertahan cukup lama, mengingat China adalah ekonomi terbesar di Asia dan kedua di dunia. (Namun), pasar tentunya telah mengantisipasinya, kecuali memburuk. Hal ini akan terus menjadi perhatian investor,” ujarnya pula.

Meninjau sentimen dari AS, prospek suku bunga The Fed diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga dua kali masing-masing sebesar 25 bps, sehingga akan membuat rencana BI menurunkan suku bunga tertahan.

”Apabila ini terjadi maka divergensi kebijakan suku bunga antara BI dan The Fed akan menekan rupiah. Tanpa menurunkan suku bunga pun, suku bunga BI akan sama dengan The Fed yang apabila menaikkannya dua kali,” kata Lukman.
Penulis :
Ahmad Munjin