
Pantau – Bank DKI mencatatkan pertumbuhan kinerja kredit dan pembiayaan sebesar 14,82 persen menjadi Rp 50,11 triliun sampai dengan Juni 2023, dari Rp 43,64 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan Bank DKI ini lebih baik dari nasional yang tumbuh sebesar 8,26 persen hingga April 2023, serta lebih baik dari rata-rata pertumbuhan kredit dan pembiayaan BPD yang tumbuh sebesar 10,07 persen.
“Kinerja positif ini didorong pertumbuhan penyaluran kredit secara year on year (yoy) pada seluruh segmen, dengan fokus pada bidang UMKM. Dalam strategi ekspansi kredit, perseroan memprioritaskan pengelolaan risiko yang efektif,” kata Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy, ditemui di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Fidri mengatakan pengaturan portofolio kredit yang berorientasi pada segmen UMKM dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal. Saat ini Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross mengalami perbaikan menjadi 1,90 persen pada Q2-2023 dari sebelumnya 2,26 persen pada Q2-2022.
“Ini menandakan kualitas kredit Bank DKI semakin sehat. Selain itu, Bank DKI juga melakukan mitigasi potensi risiko seiring dengan pertumbuhan kredit dengan menjaga coverage ratio sebesar 219,16 persen,” ujarnya.
Fidri menyampaikan, pertumbuhan yang signifikan terjadi pada kredit ritel yang tumbuh sebesar 74,46 persen menjadi Rp 1,43 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 821,54 miliar pada Juni 2022.
“Untuk kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan pertumbuhan sebesar 52,50 persen menjadi Rp 2,98 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 1,95 triliun pada Juni 2022,” ucapnya.
Selain itu, kata Fidri, kredit konsumer juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 14,23 persen menjadi Rp 20,94 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 18,33 triliun pada Juni 2022.
“Begitu pula dengan kredit skala lebih besar, seperti kredit menengah yang tumbuh 16,18 persen menjadi Rp 1,68 triliun pada Juni 2023, dari posisi Rp 1,45 triliun pada Juni 2022,” tuturnya.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu
- Editor :
- Yohanes Abimanyu