Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Mengintip Ekspansi BUMI Resources di Tahun Politik 2024

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Mengintip Ekspansi BUMI Resources di Tahun Politik 2024
Foto: Corporate Secretary PT BUMI Resources Tbk, Dileep Srivastava (tengah). (Pantau/Humas Bumi Resources)

Pantau - Emiten tambang batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bakal melakukan seabrek rencana ekspansi di tahun politik 2024.

Salah satu agenda utama emiten yang merupakan joint controlling antara Grup Bakrie dan Grup Salim ini adalah melakukan ekspansi ke industri hilir batu bara. Tujuannya, guna mendukung target pemerintah dalam dekarbonisasi Indonesia yang merupakan bagian dari persyaratan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUPK). 

"Perusahaan terbuka untuk menjajaki kemitraan yang strategis dalam efisisensi dan efektivitas biaya proyek hilirisasi ini,” ungkap Dileep Srivastava, Director and Corporate Secretary BUMI dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (7/2/2024) malam.

“Kami juga berusaha mencari teknologi terkini, pembeli potensial, pendanaan yang mendukung ESG, keuntungan dan kebijakan yang mendukung perusahaan untuk mendapatkan insentif menarik dari pemerintah demi terciptanya energi yang berkelanjutan,” tambah Dileep. 

Rencana ekspansi berikutnya, sambung dia, adalah diversifikasi ke industri mineral melalui anak perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang terlibat dalam pertambangan emas dan mineral lainnya.

Belanja Modal alias Capital Expenditure 2024

Sementara Director/CFO BUMI, Andrew Beckham mengatakan, BUMI masih memiliki cadangan dan sumber batu bara yang sangat banyak di PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin).

“Ssehingga, dana capex 2024 yang akan digunakan sebesar 40 juta dolar AS hingga 80 juta dolar AS,” ungkap dia.

Sementara volume produksi batu bara tahun 2024 ditargetkan mencapai 80 juta ton. Hingga saat ini BUMI belum melakukan finalisasi untuk target kinerja pada tahun ini.

Selain itu, perseroan juga memandang bahwa harga batu bara dapat mencapai peningkatan sampai akhir 2023. Itu seiring situasi ketidakpastian geopolitik dunia dan musim dingin yang berdampak terhadap tingginya permintaan batu bara.

Hingga akhir September 2023, BUMI mencatat total produksi sebesar 56,2 juta ton. Angka tersebut meningkat 5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 53,7 juta ton. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan produksi ini adalah kondisi cuaca yang mendukung. 

Penulis :
Ahmad Munjin