
Pantau - Sejumlah ekonom mengungkapkan bahwa para calon legislatif (caleg) mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat meraih kursi di Parlemen pada Pemilu 2024.
"Perputaran uang untuk kampanye legislatif, baik di DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/Kota, menjadi yang paling besar dibandingkan dengan biaya penyelenggaraan Pemilu itu sendiri," ungkap Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, pada Selasa (13/2/2024).
Tauhid meyakini bahwa para caleg akan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk bisa menjangkau pemilih, termasuk biaya untuk pertemuan, konsumsi, logistik, transportasi, dan penyewaan gedung untuk pertemuan.
"Ia pun meyakini bahwa mayoritas anggaran caleg tidak hanya habis untuk memasang alat peraga kampanye, melainkan lebih banyak digunakan untuk bertemu langsung dengan pemilih di daerah pemilihan (dapil) masing-masing," jelasnya.
Berdasarkan hasil riset INDEF, rincian biaya yang dikeluarkan oleh para caleg pada Pemilu 2024 adalah sebagai berikut:
- Rp2 miliar hingga Rp 5 miliar bagi caleg tingkat DPRD Kabupaten/Kota.
- Rp 7-8 miliar untuk caleg tingkat DPRD Provinsi.
- Sementara untuk caleg DPR RI, ongkos yang harus dikeluarkan lebih tinggi, mencapai belasan miliar.
"Dalam hal legislatur nasional, asumsi kami, berdasarkan wawancara dan penelitian, biaya tersebut bisa mencapai Rp 15-20 miliar. Ini jika dihitung dari total seluruh caleg, angkanya bisa menjadi besar," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengkonfirmasi hal yang serupa. Menurutnya, berdasarkan riset CELIOS, para caleg memang mengeluarkan biaya yang besar.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Rp 200 juta hingga Rp 500 juta untuk caleg tingkat DPRD Kabupaten/Kota.
- Rp 700 juta hingga Rp 1,5 miliar untuk caleg DPRD Provinsi.
- Rp 4-5 miliar untuk caleg DPR RI.
Meskipun begitu, Bhima menilai bahwa biaya yang dikeluarkan para caleg pada Pemilu 2024 relatif lebih rendah dibandingkan Pemilu sebelumnya. Hal ini dikarenakan mayoritas kampanye sekarang lebih berfokus pada pemilih di media sosial.
"Situasi ekonomi saat ini juga berbeda, sehingga dana yang dikeluarkan para caleg tidak sebesar pada pemilu sebelumnya," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas