
Pantau – Agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari emiten bank-bank besar menjadi salah satu sentimen yang mewarnai pasar saham sepekan ke depan. Saham-saham bank dan tiga saham mendapat rekomendasi positif lantaran potensial cuan. Saham apa saja?
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengungkapkan sejumlah sentimen yang bakal mewarnai laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke depan, Senin-Jumat (4-8/3/2024).
“Ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan para trader, yakni RUPS big banks, pandangan Jerome Powell (Gubernur Bank Sentral AS, Fed) dalam penentuan tingkat suku bunga dan non-farm payroll AS bulan februari,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (4/3/2024).
RUPS Emiten Bank-Bank Besar
Terkait sentimen RUPS emiten bank-bank besar alias big banks, pada pekan ini emiten PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan melakukannya.
“Salah satu agendanya membahas mengenai rencana pembagian dividen untuk tahun buku 2023,” ucapnya
Pada Jumat (1/3/2024) lalu BBRI sudah melakukan RUPS dan sepakat untuk membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp235 per saham. Angka ini setara 3,8 persen dividend yield atau 80 persen payout ratio.
"Hal ini menjadi katalis positif bagi indeks dan juga yang ditunggu oleh pelaku pasar mengenai pembagian dividend big banks. Pasalnya kenaikan yang terjadi pada IHSG dalam 2 bulan pertama di 2024, ditopang oleh sektor keuangan dan hal ini diprediksi menjadi sentimen positif untuk kembali membuat IHSG naik dan mencetak ATH baru," papar Dimas.
Sentimen Suku Bunga The Fed
Sentimen selanjutnya, dijelaskan Dimas, terkait pandangan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam penentuan tingkat suku bunga. Pada Rabu dan Kamis mendatang, Jerome akan menyampaikan pandangannya terkait kondisi ekonomi termasuk inflasi yang terjadi di AS selama sebulan terakhir.
Pandangan ini, menurutnya, akan sangat berpengaruh terhadap indeks saham dan menjadi arah kebijakan sebelum pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya yang dilakukan The Fed pada 21 Maret 2024.
"Pelaku pasar dapat mengantisipasi apa yang akan dilakukan oleh The Fed pada FOMC mendatang melalui pandangan yang disampaikan Powell pada Rabu dan Kamis esok. Pelaku pasar berharap bahwa tingkat inflasi dapat segera terkendali dengan semakin mendekati target yakni 2 persen, sehingga suku bunga acuan dapat segera turun dan berimbas positif bagi indeks saham," papar dia.
Non-Farm Payroll AS Bulan Februari
Sementara itu terkait sentimen non-farm payroll (NFP) AS Bulan Februari, sambung Dimas, pada Jumat akhir pekan ini akan rilis data ketenagakerjaan. Ini menggambarkan kondisi ekonomi di AS dan tingkat inflasi di sana.
Berdasarkan konsensusnya, NFP untuk bulan Februari atau penambahan tenaga kerja diprediksi sebesar 200 ribu. Pada bulan sebelumnya, NFP tercatat tambahan tenaga kerja sebesar 353 ribu, yang jauh berada di atas konsensusnya yang hanya sebesar 180 ribu.
Hal ini menandakan kuatnya kondisi tenaga kerja di AS. Dimas melihat ini bagai pisau bermata dua, ketika data tenaga kerja menunjukkan hal yang positif dengan banyaknya tambahan tenaga kerja dan berimbas terhadap berputarnya roda ekonomi.
“Namun di sisi lain, jika hal ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, bisa membuat tingkat inflasi semakin menjauh dari target yang ditetapkan di 2024 yakni 2 persen," terang dia.
Saham-Saham Pilihan Pekan Ini
Didasarkan sejumlah data ekonomi dan sentimen itu, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham selain saham bank untuk trading pada pekan ini hingga Jumat (8/3/2024). Saham-saham tersebut adalah:
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT)
Rekomendasi buy ISAT dengan support 11.000 dan resistance 13.000.
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
Rekomendasi buy on pullback saham AKRA dengan support 1.675 dan resistance 1.850.
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Rekomendasi buy on pullback saham GJTL dengan support 1.105 dan resistance 1.240.
Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Muhammad Rodhi