Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

China Perlebar Defisit Fiskal Rp396 Triliun Menjadi Rp8,9 Kuadriliun

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

China Perlebar Defisit Fiskal Rp396 Triliun Menjadi Rp8,9 Kuadriliun
Foto: Menteri Keuangan China Lan Fo'an dalam konferensi pers di Beijing pada Sabtu (12/10/10). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Pemerintah Tiongkok alias China meningkatkan defisit anggaran sebesar 4,06 triliun yuan (sekitar Rp8,9 kuadriliun) pada 2024. Nilai itu meningkat 180 miliar yuan atau sekitar Rp396 triliun dibandingkan pada 2023.

Selain itu, menurut Menteri Keuangan China Lan Fo'an, pemerintah China menetapkan batas utang baru untuk pemerintah daerah sebesar 3,9 triliun yuan (sekitar Rp8,5 kuadriliun) dan menerbitkan obligasi super jangka panjang sebesar 1 triliun yuan (sekitar Rp220 triliun).

Masih ada ruang yang cukup besar bagi keuangan pusat China untuk menerbitkan utang dan memperluas defisit.

Begitu kata kata Lan Fo'an dalam konferensi pers di Beijing, China pada Sabtu (12/10/2024).

Baca juga: Konflik Iran-Israel Ditengarai Bikin Defisit Fiskal RI Melebar

Pemerintah China, kata Lan Fo'an, sedang membuat kebijakan untuk stimulus baru namun ia belum menyampaikan dengan gamblang stimulus tersebut.

"Ada alat kebijakan lain yang sedang dibahas yang masih dalam proses," tambah La Foa'an.

Pada bulan Mei 2024, Kementerian Keuangan China juga mengumumkan bahwa mereka akan menerbitkan 1 triliun yuan dalam obligasi khusus jangka panjang.

Dari Januari hingga September 2024, China sudah menerbitkan obligasi tujuan khusus baru senilai 3,6 triliun yuan mendukung lebih dari 30.000 proyek di negara tersebut.

Lan Fo'an mengungkapkan pemerintah China sudah memanfaatkan berbagai alat kebijakan termasuk obligasi tujuan khusus dan obligasi pemerintah khusus jangka panjang, insentif pajak dan memperluas permintaan domestik, dan menyelesaikan risiko utang pemerintah daerah.

Baca juga: APBN 2025 Berdayakan Indonesia Keluar dari ‘Middle Income Trap’

Namun, ketika ditanya apakah target anggaran dapat dicapai tahun ini, Lan menekankan bahwa sistem fiskal China memiliki ketahanan yang memadai dan dengan mengambil langkah-langkah komprehensif, pendapatan dan pengeluaran fiskal dapat tetap seimbang.

"Kebijakan ini adalah inisiatif pengurangan utang terbesar yang pernah ada," ungkap Lan Fo'an.

Dalam konferensi pers tersebut, Lan Fo'an menyebutkan pemerintah akan meningkatkan beasiswa bagi mahasiswa di semua strata, menerbitkan obligasi untuk membantu bank-bank besar mengisi kembali modal mereka, dan memberikan lebih banyak dukungan kepada pemerintah daerah yang sangat berutang.

Masih ada juga nilai pensiun baik di pedesaan maupun perkotaan dengan rata-rata 3 persen dan standar kesehatan masyarakat dinaikkan 94 yuan per tahun untuk perkotaan dan 670 yuan untuk masyarakat di pedesaan per orangnya.

Secara keseluruhan pengeluaran untuk pelayanan publik diproyeksikan mencapai 28,55 triliun yuan.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, berbagai data ekonomi dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan kekhawatiran di antara para ekonom dan investor bahwa China dapat mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen pada 2024.

Baca juga: Tok! DPR Sahkan RUU APBN 2025 untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Penulis :
Ahmad Munjin