
Pantau - Secara teknikal selama terjaga di atas level 6.931 sebagai support-nya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan masih berpeluang menguat ke level 7.227 sampai 7.305.
Sebaliknya, apabila IHSG terkoreksi ke bawah level 6.931, maka diperkirakan menguji level 6.742 sampai 6.835.
“Di mana selama IHSG masih terjaga di atas level 6.931 sebagai supportnya, maka IHSG masih berpeluang menguat ke level 7.227 sampai 7.305,” ujar Head of Research Retail MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Seiring proyeksi kinerja IHSG itu, Didit merekomendasikan saham- saham sektor barang baku (basic materials) untuk dapat dikoleksi oleh investor.
Baca juga: IHSG Diteropong Gapai 8.000 di Tengah Potensi Perang Dagang 2025
“Untuk emiten, dapat dicermati MDKA (1.745-1.895 per saham), INKP (6.825-7.000 per saham), dan TINS (1.130-1.170 per saham),” ujar Didit.
Saat ini, dari global, pelaku pasar tengah menantikan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 28-29 Januari 2025 mendatang.
Mencermati konsensus dan probabilitas yang ada, Didit memperkirakan bahwa The Fed dalam pertemuan FOMC pada 28-29 Januari 2025 masih cenderung akan mempertahankan suku bunga acuannya.
Ia memperkirakan The Fed baru akan menurunkan tingkat suku bunga acuannya pada pertemuan Juni 2025 mendatang.
Baca juga: 5 Tips Investasi Reksa Dana Saham Saat Pergerakan IHSG Lesu
“Untuk The Fed di Januari 2025 ini masih cenderung mempertahankan suku bunga acuannya, dan diperkirakan probabilitas untuk pemangkasan suku bunga AS berada di bulan Juni 2025,” ujar Didit.
Sementara itu, dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi berada di level 5,75 persen.
- Penulis :
- Ahmad Munjin