billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Mengadu Nasib di Saham TLKM? Ini Target Harga Teknikal dan Fundamental

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Mengadu Nasib di Saham TLKM? Ini Target Harga Teknikal dan Fundamental
Foto: Dengan kepemilikan jumlah tower terbanyak (lebih dari 41 ribu tower) Telkom menyediakan koneksi internet paling ekstensif baik di Indonesia maupun Internasional. (telkom.co.id)

Pantau – Sejumlah analis kompak merekomendasikan beli saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Berapa targat harganya baik secara teknikal maupun fundamental?

Pada sesi pertama perdagangan Kamis (23/1/2025) hingga pukul 10.25 WIB, saham TLKM ditransaksikan menguat Rp10 (0,4 persen) ke posisi Rp2.740 per unit saham.

Harga tertingginya di Rp2.750 dan terendah Rp2.730. Jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 159.459 lot senilai Rp43,7 miliar. 

Rekomendasi Teknikal

Secara teknikal, Muhammad Wafi, analis riset RHB Sekuritas mengatakan, saham TLKM rebound dan breakout resistance garis Moving Average (MA) 50 hari disertai volume. 

Baca juga: Mengenal Platform Digital PaDi UMKM: Menghubungkan Pelaku Usaha Kecil dengan Peluang Besar

“Selama di atas garis MA50 maka berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA100,” katanya dalam riset harian yang diterbitkan di Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Ia merekomendasikan buy area di sekitar Rp2.680 dengan target jual di Rp2860 hingga Rp3.010.

Cut loss (dapat dilakukan) di Rp2.570,” ungkap Wafi.

Baca juga: Dorong Pemerataan Inklusivitas, Telkom Tingkatkan Skill Digital Bagi Disabilitas

Begitu juga dengan Analis CGS International Sekuritas Indonesia, Ratna Wijayanti yang merekomendasikan speculative buy saham TLKM dengan support Rp2.680.

Sementara untuk cut loss, kata dia, dapat dilakukan jika saham ini turun ke bawah atau break di bawah Rp2.630. “Jika tidak break di bawah Rp2.680, potensi naik ke Rp2.780-2.830 untuk short term,” ungkap Ratna.

Secara Fundamental, TLKM Dijagokan

Secara fundamental, analis juga menjagokan saham TLKM. Salah satunya lantaran potensi peningkatan rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU). Itu seiring penurunan tingkat persaingan berkat konsolidasi operator yang dapat menguntungkan sektor telekomunikasi. 

Baru-baru ini, tim riset Samuel Sekuritas menulis, “Sektor telekomunikasi menjadi lebih sehat dengan fokus pada kualitas jaringan dan layanan. Strategi FMC (fixed mobile convergence) dapat meningkatkan pendapatan perusahaan telekomunikasi.”

Baca juga: Telkom dan Alibaba Cloud Kolaborasi Perkuat Ekosistem Digital di Pasar Indonesia

Namun, karena kehadiran berbagai pemain dalam layanan fixed broadband (FBB), persaingan ketat dapat memicu perang harga. Ini memperlambat pertumbuhan pendapatan akibat jumlah pelanggan seluler yang jenuh sebanyak 188 juta dengan tingkat penetrasi 97 persen serta 352 juta kartu SIM.

ARPU lebih rendah dari perkiraan, saat ini Rp41.000, karena potensi downtrading. 

Belum lagi dengan penguatan dolar AS yang merupakan kabar buruk bagi belanja modal industri telekomunikasi.

Nasib serupa dengan beban biaya regulasi yang tinggi seperti biaya tahunan spektrum dan kontribusi Universal Service Obligation (USO) serta potensi terbatasnya penurunan suku bunga oleh The Fed dan BI pada tahun ini. Semua itu dapat menyebabkan biaya bunga tetap tinggi untuk operator dengan leverage, seperti PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Baca juga: Pemegang Saham Telkom bakal Banjir Dividen 80 Persen dari Laba Bersih 2024

Peluang Industri dan Target Harga Saham TLKM

Meski terdapat beberapa hambatan, industri telekomunikasi di Tanah Air dinilai tetap memiliki peluang untuk memangkas biaya. Sebab, ada potensi lelang spektrum berinsentif. 

Sejumlah perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas jaringan dan jumlah pelanggan.

Lalu, teknologi canggih seperti Internet of Things (IoT) dapat mendorong permintaan untuk layanan 5G dan serat optik.

Di atas semua itu, Samuel Sekuritas menyematkan peringkat overweight untuk sektor telekomunikasi. Itu artinya, investor berpeluang untuk mendapatkan return lebih tinggi dibandingkan dengan sektor lain. 

“Itu menjadi peluang beli bagi investor,” sebut broker efek itu.

Samuel Sekuritas menetapkan saham TLKM sebagai pilihan utama di sektor telekomunikasi. Target harga sahamnya dipatok sebesar Rp3.500. Ini mencerminkan potensi cuan saham TLKM yang masih tebal sebesar Rp760 atau 27,7 persen dari harga saat ini. 

Gimana kamu tertarik dengan saham BUMN yang satu ini? Selamat berinvestasi!

Baca juga: Mundur dari Komisaris Telkom, Abdee Slank: Biar Tak Ada Dusta di Antara Kita

Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com dan analis yang merekomendasikan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. 

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Muhammad Rodhi