
Pantau – Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mendapatkan rekomendasi beli setelah berhasil mempertahankan kenaikan laba bersih 3 persen menjadi Rp21,5 triliun tahun 2024 atau sesuai target.
Tak tanggung-tanggung, rekomendasi itu datang dari tiga sekuritas sekaligus, yakni Sucor Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
Pada perdagangan Kamis (23/1/2025), saham BNI ditutup melemah Rp140 (2,9 persen) ke posisi Rp4.650 per unit saham.
Harga tertingginya di Rp4.820 dan terendah di Rp4.650. Jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 867.048 lot senilai Rp410,7 miliar.
Baca juga: Transformasi Digital Dongkrak Laba BNI Jadi Rp21,5 Triliun di 2024
Ketiga sekuritas tersebut rata-rata mematok target harga fundamental saham BBNI dengan level fantastis. Itu lantaran mereka mempertahankan dengan target harga tertinggi Rp6.300.
Sucor Sekuritas, misalnya, yang mempertahankan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp 6.300. Dengan begitu, ruang penguatan saham BBNI dipatok sebesar Rp1.650 atau 35,4 persen dari harga terakhir.
Begitu juga dengan Mandiri Sekuritas yang mempertahankan rekomendasi beli saham BBNI dengan target harga Rp5.600 atau masih menyisakan ruang penguatan Rp950 atau 20,43 persen per unit saham.
Sementara BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BBNI dengan target harga Rp5.100 atau memberikan ruang penguatan sebesar Rp450 atau 9,6 persen per unit saham BBNI.
Baca juga: Demi Program 3 Juta Rumah, BNI Salurkan KPR FLPP untuk 10.750 Rumah
Menurut Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis, meski raihan laba bersih BNI kuartal IV-2024 turun dari kuartal III-2024, total laba bersih sepanjang 2024 masih sesuai dengan estimasi. Peningkatan tersebut didorong penurunan biaya kredit dari tahun sebelumnya.
Dia menegaskan, manajemen BNI memasang target pertumbuhan kredit lebih lambat berksiar 8-10 persen memasuki tahun 2025. Itu dibandingkan tahun 2024 yang dipatok sebanyak 11,6 persen. Perlambatan dipengaruhi atas masih ketatnya likuiditas dan tingginya biaya dana.
Hal senada diungkapkan Tim riset Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto. Mereka menyebutkan, pertumbuhan laba BNI tahun lalu tergolong moderat akibat kenaikan biaya dana. Meski demikian, ditegaskan mereka, kualitas aset BNI tergolong paling baik.
Tim riset BRI Danareksa Sekuritas juga memiliki pandangan positif terhadap saham BBNI. Menurut sekuritas ini, realisasi laba bersih tahun lalu sudah sesuai dengan estimasi, sehingga saham BNI layak dipertahankan beli.
Sanggahan: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Pantau.com dan analis yang merekomendasikan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.
Baca juga: Pengusaha Palembang di Korea Raih Modal dari BNI Sebesar 25 Juta Won
- Penulis :
- Ahmad Munjin