Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Dukacita Pemegang Saham UNVR bakal Segera Berakhir?

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Dukacita Pemegang Saham UNVR bakal Segera Berakhir?
Foto: Ilustrasi. (iStockphoto.com)

Pantau – Kinerja terburuk PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) ditengarai telah terlewati pada kuartal IV-2024. Apakah dukacita pemegang saham raksasasa consumer good ini juga bakal segera berakhir?

Penilaian itu datang dari Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren. Ia memproyeksikan kinerja UNVR akan membaik ke depannya dan menjadi hal yang direspons positif oleh pasar. Ini terlihat dari harga saham UNVR yang menguat 2,91 persen pada Kamis (13/2/2025). 

“Progres dari program pembenahan menjadi hal yang perlu dicermati dan dipantau oleh investor, mengingat akan menjadi faktor kunci yang menentukan pemulihan harga saham UNVR, menurut kami,” kata Edi dalam laporan riset yang diterbitkan di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Komentar Edi itu sebagai respons terhadap UNVR yang memperlihatkan tren penurunan kinerja keuangan dalam 5 tahun terakhir. Laba bersihnya semakin boncos setiap tahunnya.

Baca juga: Rombak Direksi, Unilever Setujui Divestasi Bisnis Es Krim

Lebih mengenaskan, harga sahamnya yang turun hingga 81,07 persen dalam 5 tahun terakhir ke posisi Rp1415 pada Kamis (13/2/2025). 

Pada sesi pertama perdagangan Jumat (14/2/2025) hingga pukul 11.21 WIB, saham UNVR ditransaksikan menguat Rp20 (1,4  persen) ke posisi Rp1.435 per unit saham. Tertingginya di Rp1.500 dan terendah Rp1.420. Jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 177,4 ribu lot senilai Rp25,8 miliar.

Ia pun membocorkan sejumlah poin penting terkait ‘4Q24 analyst call’ yang digelar Unilever Indonesia di Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Laba Bersih Kuartal IV-2024 Jadi yang Terendah

UNVR hanya mencatatkan laba bersih sebesar Rp359 miliar pada kuartal IV-2024 atau lebih rendah 41 persen secara tahunan (YoY) dan 34 persen secara kuartalan (QoQ). 

Baca juga: Pemegang Saham Semringah, Unilever Tebar Dividen Interim Rp1,56 Triliun

“Bahkan lebih rendah dibandingkan laba bersih pada kuartal IV-2023 ketika sentimen boikot sedang berada di puncaknya,” kata Edi dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Hasil tersebut memaksa laba bersih UNVR selama 2024 hanya mencapai Rp3,4 triliun atau lebih rendah 30 persen YoY. 

“Ini juga berada di bawah ekspektasi karena hanya memenuhi 90 persen estimasi konsensus untuk kinerja sepanjang tahun 2024,” ungkap dia.

Menurutnya, program pembenahan yang sedang dilakukan perseroan masih menjadi faktor utama yang menekan kinerja secara signifikan dalam jangka pendek. 

Baca juga: Pemegang Saham Unilever Dapat Guyuran Dividen 111 Persen dari Laba Bersih

Penjualan terdampak dari keputusan mengurangi stok di level distributor, sementara profitabilitas atau margin anjlok akibat biaya transformasi. 

Ini terlihat dari margin laba kotor yang masih berkutat di level yang rendah 45 persen pada dua kuartal terakhir. Pemicunya adalah penurunan penjualan dan biaya transformasi. 

Padalah, dalam situasi normal sebelumnya, margin laba kotor dapat mencapai 49-50 persen.

Khusus untuk kuartal IV-2024, perusahaan juga membukukan biaya one-off terkait pengurangan karyawan. Akibatnya, beban operasional ‘salary’ melonjak, baik pada kategori ‘selling & marketing’ sebesar 110 persen YoY dan 67 persen QoQ. 

Baca juga: Unilever Diboikot Gegara Dukung Israel, Eks Dirut Lego Seluruh Saham

Begitu juga dengan biaya kategori ‘general & administrative’ yang naik 55 persen YoY dan 170 persen QoQ.

Prospek UNVR

Lebih jauh Edi menjelaskan, manajemen UNVR mengekspektasikan bahwa program pembenahan masih akan berlangsung pada semester I-2025. Karena itu, kinerja perseroan masih akan terbebani meski dengan dampak tidak sebesar yang dirasakan pada kuartal IV-2024.

“Hasil positif dari pembenahan ini diharapkan mulai akan terlihat pada semester II-2025,” ungkap dia.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin