
Pantau - Mirae Asset Sekuritas mempertahankan peringkat overweight untuk saham-saham sektor telekomunikasi seiring adanya konsolidasi mobile dan fixed broadband (FBB). Saham PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dijagokan.
Overweight saham adalah rekomendasi beli saham yang diprediksi akan berkinerja lebih baik daripada saham lain di sektor yang sama.
“Rekomendasi saham ISAT dan TLKM adalah buy. Target harga saham ISAT dipatok sebesar Rp3.200 dan TLKM Rp3.600,” ungkap analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin dikutip di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Pada perdagangan Kamis (20/2/2025), saham ISAT ditutup menguat Rp55 (3,2 persen) ke Rp1.755 per unit saham. Sedangkan saham TLKM ditutup stagnan di Rp2.670 per unit saham.
Baca juga: Mengadu Nasib di Saham TLKM? Ini Target Harga Teknikal dan Fundamental
Posisi penutupan itu menunjukkan ruang penguatan sebesar Rp1.445 atau 82,3 persen untuk ISAT dan Rp930 atau 34,83 persen untuk TLKM.
Risiko Utama
Risiko utamanya jika rata-rata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) di bawah ekspektasi dan terjadi persaingan yang makin ketat.
Rekomendasi TLKM itu mengacu pada kondisi kuartal IV-2024 yang tetap stabil, dengan dinamika pasar yang seimbang di Jawa. Sementara Telkomsel mempertahankan dominasinya di luar Jawa.
Perseroan secara bertahap menaikkan harga, sambil menerapkan penyesuaian sisi pasokan untuk menjaga keterjangkauan dan stabilitas pasar.
Baca juga: Telkomsel Rilis Whitepaper DigiAds Ramadan Insight 2025
Telkomsel juga mempertahankan dominasinya di pasar FBB dengan pangsa 70-75 persen di 450-500 kota. Untuk mengatasi masalah keterjangkauan, Telkomsel meluncurkan EzNet sambil tetap memprioritaskan pelanggan premium guna menjaga ARPU.
Telkomsel juga tengah mengevaluasi lelang spektrum 1,4 GHz untuk memastikan efektivitas biaya dan manfaat jangka panjang, serta menjajaki solusi fixed wireless access (FWA) untuk mengoptimalkan ekspansi.
Arah Bisnis Telkom
Dalam conference call dengan analis, Telkom mengungkapkan beberapa poin penting mengenai arah bisnis raksasa telekomunikasi Indonesia tersebut.
Seperti disampaikan Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin, terdapat 4 hal penting yang berkaitan dengan target strategis dan roadmap pertumbuhan pada 2025.
Baca juga: Telkom Gandeng Thales Hadirkan Solusi Keamanan Digital dan Kota Cerdas di Indonesia
Pertama, penambahan pelanggan baru fixed broadband (FBB) – layanan internet kabel atau fiber optik untuk rumah dan bisnis – via Telkomsel sebanyak 800 ribu hingga 1 juta pengguna. Kedua, total basis pelanggan pada 2024 sekitar 10 juta.
Ketiga, rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) sebesar Rp240 ribu. Emiten berkode saham TLKM tersebut akan fokus pada pertumbuhan pelanggan premium.
Keempat, rasio belanja modal (capital expenditure/capex) terhadap pendapatan Telkomsel diproyeksikan turun secara bertahap hingga 2028. “Targetnya turun menjadi 17-19 persen,” tulis Daniel dan Wilbert dalam ulasannya.
Tahun ini, Telkom (TLKM) melalui Telkomsel juga berencana menaikkan tarif sambil menjaga keterjangkauan paket perdana, dengan pertumbuhan ARPU yang diperkirakan sejalan dengan inflasi.
Baca juga: Perkuat Teknologi AI di Indonesia, Telkom bersama IBM Kokohkan Kemitraan Strategis
Pertumbuhan itu akan didorong oleh pelanggan yang sudah ada, terutama pengguna bernilai tinggi yang kurang sensitif terhadap harga.
“Sementara konsumsi data per pengguna meningkat dan tren lalu lintas tetap positif, biaya pemasaran dan penjualan yang stabil mungkin akan diimbangi oleh penurunan margin pada 2024 akibat program pensiun dini,” imbuh Daniel.
- Penulis :
- Ahmad Munjin