Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Indonesia Targetkan 15 Proyek Migas Beroperasi pada 2025

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Indonesia Targetkan 15 Proyek Migas Beroperasi pada 2025
Foto: Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Rabu (12/3/2025). ANTARA/Putu Indah Savitri.

Pantau - Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan 15 proyek minyak dan gas (migas) senilai 832,7 juta dolar AS atau sekitar Rp13,6 triliun beroperasi pada tahun 2025.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, menyampaikan bahwa proyek-proyek ini diharapkan dapat meningkatkan serta mempertahankan produksi minyak dan gas nasional.

“Targetnya ada 15 proyek yang akan beroperasi tahun ini dengan nilai investasi sekitar 832,7 juta dolar AS,” ujar Hudi dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Baca Juga:
Pertamina-Pindad Jalin Kerja Sama Tumbuhkan Ekosistem Industri Migas
 

Dengan beroperasinya proyek-proyek tersebut, diperkirakan kapasitas produksi minyak dapat bertambah hingga 73.335 BOPD (barel minyak per hari) dan kapasitas gas mencapai 896 MMSCFD (juta kaki kubik standar gas per hari). Jika dikonversi ke dalam barel setara minyak (BOEPD), total kapasitas produksi migas mencapai 233.389 BOEPD.

Hudi menjelaskan bahwa sebagian proyek ini akan difokuskan pada peremajaan atau revitalisasi sumur-sumur tua guna mempertahankan kapasitas produksi yang ada. Secara keseluruhan, produksi migas yang dihasilkan dari 15 proyek ini diperkirakan mencapai 64.913 BOPD untuk minyak dan 792 MMSCFD untuk gas, yang setara dengan 206.288 BOEPD.

“Kami akan terus mendorong agar proyek-proyek ini dapat berjalan sesuai jadwal dan tidak mengalami keterlambatan, meskipun ada berbagai tantangan di lapangan,” kata Hudi.

Sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi migas, SKK Migas menyiapkan tiga langkah utama, yaitu optimalisasi produksi menggunakan teknologi terbaru, reaktivasi sumur yang tidak beroperasi (idle), serta eksplorasi secara masif.

Peningkatan lifting migas juga menjadi fokus utama pemerintah, terutama untuk memenuhi kebutuhan kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel yang sedang direncanakan. Namun, Hudi menegaskan bahwa peningkatan produksi migas tetap diperlukan meskipun kilang tersebut belum terwujud.

“Produksi kita saat ini sekitar 600 ribu barel per hari, sementara konsumsi nasional mencapai 1,5 juta barel per hari. Oleh karena itu, peningkatan produksi migas menjadi kebutuhan yang mendesak,” ujar Hudi.

Penulis :
Ahmad Ryansyah