
Pantau – Seiring rencana melangsungkan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO), PT Medela Potentia Tbk (MDLA) menawarkan harga penawaran awal (bookbuilding) di kisaran Rp180 hingga Rp230 per lembar saham. Penawaran berlaku untuk periode 11 Maret hingga 17 Maret 2025.
Perseroan menawarkan sebanyak 3,5 miliar lembar saham. Jumlah ini setara 25 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Karena itu, perseroan berpotensi mengumpulkan dana sebesar Rp805 miliar dalam IPO pada 15 April 2025.
“Dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk mendukung rencana strategis dalam inovasi dan ekspansi secara global,” kata Presiden Direktur Medela Potentia Krestijanto Pandji dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (15/3/2025).
Di Indonesia maupun regional Asia Tenggara, perseroan mengambil langkah ini untuk memperkuat posisi sebagai salah satu pemimpin dalam industri pelayanan kesehatan berkualitas tinggi.
Baca juga: 2 Pendatang Baru, BEI Kantongi Total 953 Perusahaan Tercatat
"Kami berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi, infrastruktur, dan inovasi produk untuk mendukung kebutuhan layanan kesehatan Indonesia yang terus berkembang," tutur Krestijanto.
Komitmen ini, lanjut dia, sejalan dengan visi perseroan menjadi grup layanan kesehatan global terpercaya, serta memberikan nilai signifikan kepada pelanggan dan mitra bisnis.
Dalam mewujudkan visi itu, pihaknya berfokus pada penyediaan rantai pasokan serta jaringan distribusi yang kuat dan luas.
“Kemudian menerapkan sistem dan teknologi mutakhir, memastikan standar kualitas tertinggi dalam setiap produk, serta membangun talenta tim terbaik," ucapnya.
Baca juga: Pasar Saham Longsor, OJK: Belum Ada Penundaan IPO
Perseroan tercatat mempertahankan pertumbuhan pendapatan dua digit dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 11,8 persen semenjak 2021 hingga 2023.
Selama empat tahun terakhir, margin laba kotor perseroan stabil di 9,4 persen. Ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi fluktuasi pasar seraya mempertahankan profitabilitas.
Begitu juga dengan gross profit di mana CAGR sebesar 11,9 persen dalam tiga tahun. Angkanya mencapai Rp1,23 triliun pada 2023 dari Rp1,08 triliun pada 2021.
"Kekuatan keuangan dan posisi kepemimpinan pasar perseroan, menempatkan kami pada posisi yang baik untuk pertumbuhan berkelanjutan," ujar Krestijanto.
Baca juga: Dari 20 Antrean IPO, 19 Perusahaan di Antaranya Beraset Tambun
Perseroan, dijelaskan Krestijanto, bakal berfokus pada tiga pilar strategis. Di antaranya ekspansi pasar dengan memperkuat infrastruktur domestik dengan cabang dan gudang baru. Itu dilakukan sambil menjajaki ekspansi regional di ASEAN.
Modernisasi distribusi menjadi pilar selanjutnya, yaitu berinvestasi dalam logistik berbasis AI, otomatisasi gudang (ASRS), dan platform digital untuk meningkatkan efisiensi.
Terakhir, diversifikasi ke perangkat medis, yaitu memperluas kemampuan manufaktur internal dan membentuk kemitraan baru di bidang ortopedi, bedah invasif minimal, dan patologi.
Baca juga: BRI Danareksa Sekuritas Siapkan IPO 4 Perusahaan di 2025
- Penulis :
- Ahmad Munjin