Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Cegah Penyebaran Antraks, Kementan Turunkan Tim dan Lakukan Vaksinasi di Gunung Kidul

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Cegah Penyebaran Antraks, Kementan Turunkan Tim dan Lakukan Vaksinasi di Gunung Kidul
Foto: Waspada antraks jelang Idul Adha, Kementan lakukan vaksinasi dan pengawasan ketat di Gunung Kidul.

Pantau - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, bergerak cepat mengatasi kasus antraks yang terkonfirmasi di wilayah tersebut menjelang Idul Adha 2025.

Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan telah menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan investigasi dan penanganan intensif bersama DPKH Kabupaten Gunung Kidul.

Langkah utama yang dilakukan adalah vaksinasi antraks di wilayah terdampak, khususnya di Kecamatan Rongkop dan Girisubo, serta daerah lain yang memiliki riwayat antraks.

“Vaksinasi ini kami lakukan untuk mencegah ternak terjangkit Antraks. Harapannya ternak mendapatkan kekebalan tubuh optimal, terutama menghadapi meningkatnya lalu lintas hewan qurban,” ujar perwakilan Ditjen PKH.

Strategi Terpadu: SE Bupati, Pengawasan, dan Edukasi Masyarakat

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul akan menerbitkan Surat Edaran (SE) Bupati sebagai bentuk kewaspadaan terhadap antraks dan untuk menggalang dukungan dari TNI, POLRI, serta tokoh masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian.

“SE Bupati ini menjadi pijakan bagi seluruh institusi untuk bergerak bersama mengantisipasi kejadian antraks di Gunung Kidul,” jelas pihak pemerintah daerah.

Menjelang Idul Adha, seluruh petugas kesehatan hewan di daerah disiagakan untuk mengawasi lalu lintas ternak, memantau ternak qurban, serta melakukan surveilans dan monitoring aktif.

Setiap laporan dugaan kasus antraks atau penyakit hewan menular lainnya akan ditindaklanjuti dengan cepat.

Agung Suganda mengajak masyarakat, khususnya peternak, untuk menjaga kesehatan ternak dengan memperhatikan kebersihan kandang, pemberian pakan dan air bersih, serta melakukan vaksinasi secara rutin.

“Peran masyarakat sangat menentukan keberhasilan upaya pengendalian antraks,” ujarnya.

26 Ternak Mati, Zona Merah Disinfeksi dan Diberi Obat

Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH, Imron Suandy, menyebutkan bahwa kasus kematian ternak terjadi sejak 15 Februari hingga 27 Maret 2025.

Sebanyak 23 ekor sapi dan tiga ekor kambing tercatat mati akibat antraks.

Kasus tersebar di Kelurahan Bohol dan Petir (Kecamatan Rongkop), serta Kelurahan Tileng (Kecamatan Girisubo).

“Hasil pengujian laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates menunjukkan ternak yang mati terkonfirmasi positif antraks,” ungkap Imron.

Tindak lanjut yang dilakukan meliputi disinfeksi kandang dan lingkungan, penyuntikan antibiotik profilaksis, serta pemberian obat dan vitamin kepada ternak di zona merah, yakni Kelurahan Bohol dan Tileng.

Selain itu, Kementan menggencarkan sosialisasi agar masyarakat tidak menyembelih ternak yang sakit, tidak menjual ternak yang mati, serta segera melaporkan gejala penyakit kepada petugas kesehatan hewan setempat.

Penulis :
Pantau Community