HOME  ⁄  Ekonomi

Kemendag Dukung Pengusaha RI Hadapi Penyelidikan Antidumping dan Antisubsidi Kayu Lapis oleh Amerika Serikat

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Kemendag Dukung Pengusaha RI Hadapi Penyelidikan Antidumping dan Antisubsidi Kayu Lapis oleh Amerika Serikat
Foto: Kemendag Dukung Pengusaha RI Hadapi Penyelidikan Antidumping dan Antisubsidi Kayu Lapis oleh Amerika Serikat(Sumber: ANTARA/HO-Asosiasi Inventor Indonesia (AII)

Pantau - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan komitmennya untuk mendampingi pelaku usaha Indonesia dalam menghadapi penyelidikan antidumping dan antisubsidi atas ekspor produk kayu lapis ke Amerika Serikat (AS).

Penyelidikan ini dilakukan oleh Departemen Perdagangan AS (USDOC) sejak 11 Juni 2025 menyusul petisi dari Coalition for Fair Trade in Hardwood and Plywood (CFTHP) yang diajukan pada 22 Mei 2025.

" Kemendag akan memberi pendampingan kepada pelaku usaha Indonesia dalam menyusun pembelaan dan pengisian kuesioner", ungkap Direktorat Pengamanan Perdagangan.

Margin Dumping Indonesia Capai 84,94 Persen

Penyelidikan USDOC mencakup 204 pos tarif dalam Harmonized Tariff Schedule of the United States (HTS-US), termasuk produk kayu lapis dari kayu keras, dekoratif, dan panel veneer.

Margin dumping terhadap produk kayu lapis Indonesia diperkirakan sebesar 84,94 persen.

USDOC juga menyelidiki dugaan adanya 12 program subsidi, beberapa di antaranya disebut sebagai subsidi transnasional dari Pemerintah Tiongkok.

Selain Indonesia, penyelidikan ini juga menyasar Tiongkok dan Vietnam.

Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Reza Pahlevi Chairul, menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi penyelidikan ini.

"Selain negosiasi terkait tarif sektoral dan resiprokal yang terus berjalan, seluruh pemangku kepentingan yang terlibat diharapkan dapat bersinergi bersama dalam menghadapi kasus antidumping dan antisubsidi ini demi menjaga kelancaran akses pasar kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif ke AS", ujarnya.

Produksi Nasional Terancam, Apkindo Harapkan Dukungan Berkelanjutan

Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), Bambang Soepijanto, menyatakan apresiasinya terhadap dukungan dari pemerintah.

" Kami harapkan dukungan ini terus dipertahankan dan berlanjut pada tahap penyelidikan selanjutnya, mengingat sepertiga produksi kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif Indonesia ditujukan ke pasar AS", ujarnya.

Berdasarkan data ekspor, nilai pengiriman kayu lapis Indonesia ke AS mencapai 570,39 juta dolar AS pada 2022, turun menjadi 337,13 juta dolar AS pada 2023, dan kembali naik menjadi 410,96 juta dolar AS pada 2024.

Penulis :
Balian Godfrey

Terpopuler