
Pantau - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Bimo Wijayanto, menyatakan keyakinannya bahwa kinerja penerimaan pajak akan membaik pada paruh kedua tahun 2025 seiring peningkatan kemampuan administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Pernyataan ini disampaikan Bimo merespons outlook terbaru penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025.
"Beberapa quick wins saya juga sudah mulai bekerja, efisiensi pemungutan juga sudah terjadi, dan Coretax sudah mulai membaik," ungkapnya usai rapat bersama Badan Anggaran DPR di Jakarta pada Rabu.
Outlook Semester I Belum Capai Target
Berdasarkan laporan semester I-2025, outlook penerimaan pajak diperkirakan hanya mencapai 94,9 persen dari target, yaitu sebesar Rp2.076,9 triliun dari target awal Rp2.189,3 triliun.
Meski mengalami shortfall, outlook tersebut tetap mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1.931,6 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa hingga pertengahan tahun, penerimaan pajak masih mengalami tekanan akibat penurunan tajam pada awal tahun.
Pada Januari 2025, penerimaan pajak tercatat hanya Rp88,9 triliun, turun 41,9 persen dibandingkan Januari 2024 yang mencapai Rp152,9 triliun.
Sri Mulyani juga menyebut bahwa tingginya restitusi pajak pada awal tahun ikut memengaruhi pola penerimaan pajak secara keseluruhan.
Hingga Juni 2025, realisasi penerimaan pajak neto tercatat mencapai Rp831,27 triliun atau sekitar 38 persen dari target APBN.
Namun, perbaikan mulai terlihat sejak Maret 2025 dan tren tersebut diharapkan berlanjut di semester II.
"Pola penerimaan yang fluktuatif seperti ini konsisten terjadi dari tahun ke tahun," ia menegaskan.
Pemerintah Optimistis Hadapi Semester Kedua
Pemerintah optimistis penerimaan negara dapat stabil di semester kedua tahun ini.
Optimisme tersebut ditopang oleh membaiknya kondisi ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5 persen, daya beli masyarakat yang kuat, serta peningkatan aktivitas sektor manufaktur.
Selain itu, pelaksanaan joint program optimalisasi penerimaan negara juga diandalkan sebagai strategi lanjutan.
Program ini melibatkan Kementerian Keuangan bersama kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat penerimaan pajak di masa mendatang.
- Penulis :
- Arian Mesa
- Editor :
- Arian Mesa