Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemendag Kaji Pola Distribusi Baru Minyakita, Harga Masih di Atas HET di Ratusan Daerah

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kemendag Kaji Pola Distribusi Baru Minyakita, Harga Masih di Atas HET di Ratusan Daerah
Foto: Kemendag Kaji Pola Distribusi Baru Minyakita, Harga Masih di Atas HET di Ratusan Daerah(Sumber: ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pantau - Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menyusun kajian pola distribusi baru untuk minyak goreng rakyat (MGR) atau Minyakita guna menurunkan harga yang masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan bahwa kajian tersebut dilakukan sebagai langkah strategis untuk menekan harga yang belum sesuai dengan ketentuan pemerintah.

"⁠Sekarang lagi dibahas, jadi sekarang ini lagi dibuat kajian. Kajian seperti apa pola distribusi yang pas," ungkapnya.

Harga Minyakita Masih Tinggi di Banyak Wilayah

Data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) per 4 Juli 2025 mencatat harga rata-rata nasional Minyakita mencapai Rp16.700 per liter.

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) pada minggu keempat Juni 2025 menunjukkan bahwa harga Minyakita masih stabil tinggi dan belum turun di banyak wilayah.

Di Pulau Jawa saja, tercatat ada 104 kabupaten/kota dengan harga Minyakita melebihi HET.

Contohnya:

  • Kabupaten Kepulauan Seribu: Rp18.000 per liter
  • Jakarta Barat: Rp17.824 per liter
  • Tasikmalaya: Rp17.794 per liter
  • Jakarta Pusat: Rp17.694 per liter
  • Bekasi: Rp17.657 per liter

Harga Tertinggi di Papua, Tembus Rp50.000 per Liter

Kondisi lebih memprihatinkan terlihat di luar Pulau Jawa, khususnya di kawasan Indonesia timur.

Terdapat 337 kabupaten/kota yang juga mencatat harga Minyakita di atas HET, dengan beberapa daerah mencatat harga ekstrem:

  • Pegunungan Bintang: Rp50.000 per liter
  • Puncak Jaya: Rp45.000 per liter
  • Pegunungan Arfak: Rp35.000 per liter
  • Lanny Jaya: Rp35.000 per liter
  • Tolikara: Rp31.500 per liter

Rapat Lintas Sektor Disiapkan

Kemendag merencanakan pertemuan lintas kementerian/lembaga bersama produsen, distributor, dan asosiasi untuk mencari solusi distribusi yang efektif agar harga bisa segera kembali ke HET.

"Kita cari jalan keluarnya ya, biar dia (Minyakita) cepat turun, apalagi kan wilayah timur kan suka mahal ya," ujar Budi Santoso.

Ia belum memberikan rincian terkait pola distribusi baru yang akan diterapkan, namun menegaskan bahwa pembahasan tengah berlangsung secara intensif.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan