
Pantau - PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo), subholding dari PTPN III (Persero), menjalankan pola tumpang sari di lahan sawit belum produktif sebagai strategi mendukung program swasembada pangan nasional.
Pola tumpang sari ini dilakukan dengan menanam jagung dan padi di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), tanaman ulang, serta lahan konversi.
Direktur Utama PalmCo, Jatmiko Santosa, menyatakan bahwa pendekatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan dalam memperkuat ketahanan pangan.
" Kami melihat tumpang sari di lahan PSR sebagai salah satu strategi adaptif, dan juga bagian dari tanggung jawab korporasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional," ungkapnya.
Inisiatif ini disebut selaras dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai pilar kedaulatan negara.
Jagung dan Padi Jadi Komoditas Unggulan
Hingga 30 Juni 2025, PalmCo telah menanam jagung seluas 140,02 hektare dengan hasil panen sementara mencapai 16.374 kilogram.
Penanaman dilakukan di beberapa lokasi seperti kebun Sei Dadap, Bangun, Tinjowan, Air Molek I, Kembayan, dan Danau Salak.
Wilayah cakupan program ini meliputi Kalimantan Barat (Kabupaten Ngabang dan Sanggau), Kalimantan Timur (Kabupaten Paser), Kalimantan Selatan (Kabupaten Banjar), Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Banten.
Selain jagung, PalmCo juga melakukan pilot project budidaya padi gogo di Muaro Jambi seluas 51 hektare, yang telah menghasilkan panen 10 ton dari 5 hektare pertama.
PalmCo mengedepankan kolaborasi dengan petani, pemerintah daerah, dan TNI-Polri dalam menjalankan program ini secara berkelanjutan.
Produktivitas PSR Melebihi Standar Nasional
Selain program tumpang sari, PalmCo tetap aktif mendampingi petani sawit dalam program PSR, dengan pengawasan pencairan dana BPDPKS untuk 15.321 hektare dari target 22.569 hektare selama tiga tahun terakhir.
Produktivitas tanaman menghasilkan (TM) tahun pertama rata-rata mencapai 12,57 ton tandan buah segar (TBS) per hektare per tahun, melampaui standar nasional yang ditetapkan PPKS sebesar 12 ton.
KUD Makarti Jaya di Riau mencatat hasil luar biasa hingga 18 ton TBS per hektare di tahun pertama.
Memasuki tahun kedua, separuh mitra petani bahkan mencapai hasil lebih dari 15 ton per hektare, dengan beberapa mencapai 21 ton.
Pelaksana Tugas Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, menilai pencapaian ini sebagai bukti sinergi kuat antara petani, perusahaan, dan pemerintah.
"Pencapaian ini mencerminkan komitmen dan kolaborasi yang kuat dalam mendukung program Kementerian Pertanian untuk swasembada pangan, khususnya melalui budidaya padi gogo di lahan kering dan area perkebunan," ujarnya.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya juga menekankan pentingnya swasembada pangan saat menghadiri Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
"Saya ulangi, tidak ada bangsa yang merdeka sesungguhnya kalau bangsa itu tidak bisa produksi makannya sendiri. Karena itu perjuangan saya selama saya di politik, pengabdian saya selalu fokus. Saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan," tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan