
Pantau - Balai Perakitan dan Pengujian Pertanian Lahan Rawa (BRMP Rawa) di bawah Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP), Kementerian Pertanian (Kementan), terus melakukan pendampingan kepada petani dalam menjalankan program nasional optimalisasi lahan rawa (Opla).
Peran Strategis BRMP Rawa dalam Program Opla
Program Opla merupakan inisiatif strategis pemerintah yang tersebar di berbagai wilayah seperti Papua, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan beberapa provinsi lainnya.
Kepala BRMP Rawa, Dr Wahida Annisa Yusuf, menjelaskan bahwa Opla bertujuan meningkatkan produktivitas lahan rawa melalui perbaikan tata air dan penerapan teknis pertanian yang tepat.
Tujuan utama dari program ini adalah mendukung swasembada pangan nasional dan memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan maksimal potensi lahan rawa yang tersebar di berbagai daerah.
Wahida menegaskan pentingnya penggunaan teknologi dalam pengelolaan lahan rawa agar proses penanaman bisa dilakukan secara maksimal dan menghasilkan panen yang optimal.
Jika pengelolaan dilakukan secara keliru, lahan rawa bisa memunculkan unsur toksik yang menyebabkan tanaman mati dan gagal panen.
Tantangan Pengelolaan Lahan Rawa di Kalimantan Selatan
Di Kalimantan Selatan, kondisi geografis mayoritas terdiri atas rawa lebak dan rawa pasang surut.
Rawa lebak banyak ditemukan di wilayah utara provinsi ini, khususnya di kawasan hulu sungai.
Untuk memanfaatkan lahan rawa lebak secara produktif, petani perlu mengendalikan air dengan membangun tanggul agar air tidak menggenang secara berlebihan.
“Program Opla ini menjadi bagian penting dari percepatan peningkatan produktivitas rawa lebak yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal,” ujar Wahida.
Sementara itu, lahan pasang surut seperti yang berada di Kabupaten Barito Kuala memiliki kandungan pirit yang bersifat toksik.
Pirit ini diibaratkan seperti “macan tidur” karena ketika terekspos, ia akan menyebabkan tanah menjadi masam dan tidak bisa ditanami.
- Penulis :
- Aditya Yohan