
Pantau - Masyarakat Indonesia kini mulai menunjukkan perubahan dalam hal kekaguman publik, dari yang sebelumnya terpikat oleh dunia hiburan dan selebritas, kini beralih mengidolakan pejabat publik yang menunjukkan kerja nyata, integritas, dan kepedulian terhadap rakyat.
Fenomena ini muncul ketika kebijakan yang diambil pejabat terasa langsung manfaatnya bagi masyarakat, dan kehadiran pemimpin memberi dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dari Dunia Hiburan ke Dunia Pemerintahan
Dulu, sosok idola identik dengan penyanyi, aktor, atlet, atau bintang drama Korea.
Kini, pejabat seperti Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Demul) mulai mendapat tempat di hati masyarakat.
Purbaya dikagumi karena keberaniannya melawan mafia dan praktik korupsi.
Gayanya yang tegas dan penuh perhatian terhadap rakyat menjadikannya populer, bahkan memiliki penggemar layaknya selebritas.
"Beta Percaya Purbaya" menjadi lagu reggae yang viral di media sosial, lengkap dengan aksi cosplay dan simbol “jempol” khasnya dalam pertemuan publik.
Amran Sulaiman dikenal dengan perang melawan mafia komoditas dan respons cepatnya terhadap petani.
Saat kunjungan, ia sering dikerubungi karena dinilai responsif dan komunikatif.
Dalam satu jam, ia berhasil menghimpun donasi Rp75,85 miliar untuk korban bencana di Sumatra, yang dikirim lewat 207 truk logistik.
Gubernur Demul juga mencuri perhatian dengan pendekatan blusukan ke pasar, desa, hingga rumah warga.
Videonya sering viral karena menyentuh sisi kemanusiaan, seperti membetulkan kutang seorang nenek atau mendengarkan curhat panjang warga secara langsung.
Simbol Harapan Baru di Tengah Kejenuhan Publik
Fenomena “pejabat idola” muncul karena kejenuhan publik terhadap korupsi dan drama politik, serta kelangkaan sosok pemimpin yang benar-benar bekerja.
Ketika ada pejabat yang jujur dan hadir secara nyata di tengah rakyat, mereka disambut bak “sumur jernih di tengah gurun”.
Pejabat yang sekadar menjalankan tugas dengan benar kini dianggap luar biasa, karena begitu langkanya integritas di dunia kekuasaan.
Presiden Prabowo Subianto pernah mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah, bukan hadiah, dan harta dari jalan kotor hanya akan membawa kesuraman.
Pesan ini sejalan dengan kerinduan masyarakat terhadap pemimpin yang bersih dan tulus dalam bekerja.
Pejabat seperti Purbaya, Amran, dan Demul dianggap sebagai simbol bahwa bangsa ini belum kehilangan arah.
Rakyat memeluk mereka sebagai harapan baru — pemimpin yang memilih jalan lurus, meskipun sunyi dan berat, demi menjaga martabat bangsa.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Gerry Eka







