
Pantau - Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) yang merupakan kolaborasi antara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Kedokteran, telah menyelesaikan riset selama empat bulan di Kawasan Transmigrasi Belantikan Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Riset ini menghasilkan tiga rekomendasi utama untuk pengembangan komoditas unggulan lokal, yakni pembenahan struktur produksi, peningkatan branding, dan penguatan rantai nilai (value chain).
Asisten Administrasi Perekonomian Pembangunan dan SDA Pemkab Lamandau, Dr Meigo, mengungkapkan, "Kami memerlukan masukan, validasi data, dan sumbang saran yang konstruktif. Data yang baik harus diterjemahkan menjadi kebijakan yang baik dan berdampak nyata bagi masyarakat."
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau, Atie Dieni, menyampaikan bahwa kopi robusta ditetapkan sebagai komoditas prioritas utama di kawasan tersebut.
"Kopi harus tetap menjadi komoditas berkelanjutan dan prioritas utama. Kami mendapatkan dukungan APBN untuk pengadaan bibit unggul, ditambah komitmen dari offtaker industri besar," jelasnya.
Gangguan Hama dan Rendahnya Produktivitas Kopi
Hasil riset tim menunjukkan bahwa tanaman kopi milik petani lokal mengalami gangguan akibat serangan hama yang menurunkan produktivitas.
Saat ini, produktivitas kopi lokal hanya mencapai 0,3 hingga 0,4 ton per hektare, jauh dari potensi optimal yang bisa mencapai 0,8 ton per hektare.
Kondisi ini mendorong pentingnya pembenahan sistem produksi, termasuk pengendalian hama secara berkelanjutan dan dukungan teknologi pertanian.
Selain kopi, tim riset juga mengidentifikasi potensi komoditas diversifikasi lainnya seperti padi, durian, dan semangka yang dapat menunjang ketahanan ekonomi lokal.
Potensi Besar Padi Lokal dan Peluang Pendapatan Petani
Pada Senin, 1 Desember, tim Ekspedisi UI mengadakan diskusi kelompok terfokus (FGD) di Aula Setda Kabupaten Lamandau untuk mendiseminasikan temuan lapangan.
FGD ini dihadiri oleh perwakilan Pemkab Lamandau, akademisi, pelaku industri, dan perwakilan transmigran.
Dalam forum tersebut, tim memaparkan dua temuan utama, yakni evaluasi kawasan transmigrasi dan desain pengembangan komoditas unggulan untuk enam satuan kawasan permukiman (SKP).
Salah satu temuan menarik adalah tingginya permintaan padi lokal yang berasal dari SKP C, terutama saat perhelatan Lamandau Expo.
Padi ini ditanam secara alami tanpa pupuk atau pestisida, memiliki aroma wangi serta bulir yang kecil, menjadikannya bernilai jual tinggi.
Dari hasil riset juga diketahui bahwa terdapat offtaker nasional yang siap menyerap hasil panen jika kualitas dan volume produksi memenuhi standar industri.
Peluang ini diperkirakan mampu meningkatkan pendapatan petani lokal sebesar 30 hingga 40 persen.
Tim riset terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni UI yang bekerja secara multidisipliner dengan pendekatan lingkungan, sosial, dan kesehatan masyarakat.
- Penulis :
- Arian Mesa







