Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kinerja Industri Pengolahan Tetap Ekspansif di Triwulan II 2025, Bank Indonesia Prediksi Tren Positif Berlanjut

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kinerja Industri Pengolahan Tetap Ekspansif di Triwulan II 2025, Bank Indonesia Prediksi Tren Positif Berlanjut
Foto: (Sumber: KPw BI Solo bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam pemanfaatan limbah uang kertas untuk digunakan sebagai bahan bakar campuran atau cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo dalam upaya mendukung program konversi sampah menjadi energi. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nym.)

Pantau - Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa kinerja lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan II 2025 tetap berada dalam fase ekspansi, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia tercatat sebesar 50,89 persen pada triwulan II 2025, turun tipis dari 51,67 persen pada triwulan I.

" Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen berada pada fase ekspansi yaitu volume produksi, volume persediaan barang jadi, dan volume total pesanan," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.

Sub-Lapangan Usaha Dominan Tetap Ekspansif

Sebagian besar sublapangan usaha (sub-LU) tercatat masih berada dalam fase ekspansi, dengan industri mesin dan perlengkapan mencatat indeks tertinggi.

Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri makanan dan minuman turut menyusul sebagai sektor dengan kinerja ekspansif.

Temuan tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI yang menunjukkan kinerja industri pengolahan tetap tumbuh, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,29 persen.

Proyeksi Triwulan III: Tren Ekspansi Diperkirakan Berlanjut

Bank Indonesia memprakirakan bahwa kinerja industri pengolahan akan tetap berada pada fase ekspansi di triwulan III 2025.

PMI-BI triwulan III diprediksi sebesar 50,85 persen, hanya sedikit menurun dari capaian triwulan sebelumnya, namun masih berada di atas ambang batas ekspansi 50 persen.

Mayoritas komponen pembentuk PMI diperkirakan tetap kuat, dengan indeks tertinggi pada volume persediaan barang jadi, disusul oleh volume produksi, volume total pesanan, dan kecepatan penerimaan barang input.

Sementara itu, sublapangan usaha yang diperkirakan mencatatkan kinerja terbaik pada triwulan III adalah industri logam dasar, diikuti oleh industri alat angkutan, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman.

Penulis :
Aditya Yohan