
Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kesiapannya mendukung penuh kebijakan hilirisasi industri kelapa yang tengah dirancang pemerintah dengan menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan.
Dukungan Kemenperin dalam Hilirisasi Kelapa
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa dukungan kementerian akan diwujudkan melalui sejumlah langkah strategis.
"Kami akan memberikan dukungan melalui kemudahan atau jaminan ketersediaan bahan baku, investasi untuk menyerap teknologi dan meningkatkan kapasitas, pemenuhan standar industri, serta business matching antara produsen, penjual, dan calon pembeli," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa program hilirisasi kelapa ini telah masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Selain itu, Kemenperin juga memastikan keseimbangan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor agar tidak terjadi kekosongan pasokan komoditas di pasar domestik.
"Nanti memang dari Kementerian Perindustrian sudah berusaha lah, bagaimana menyeimbangkan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Ini memang masih dalam proses," ia mengungkapkan.
Perusahaan China Investasi Pabrik Pengolahan Kelapa
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa perusahaan asal China telah mulai menanamkan modalnya untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa di Indonesia.
"Dengan China ini kita cukup aktif investment-nya. Saya melihat mereka appetite-nya tetap tinggi masuk ke Indonesia dan tidak hanya di pengolahan mineral. Mereka pun masuk ke pengolahan contohnya kelapa," ujarnya.
Rosan menambahkan bahwa perusahaan pengolahan kelapa asal China tersebut sudah memulai pembangunan pabrik di beberapa kota di Indonesia.
"Terkait pengolahan kelapa yang tadinya kelapa kita ini diekspor ke China tanpa diolah. Sekarang akan diolah di sini. Dan mereka adalah perusahaan nomor satu pengolahan kelapa terbesar di dunia," tambahnya.
Pada tahap awal, nilai investasi di salah satu kota mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,6 triliun.
- Penulis :
- Arian Mesa