billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Diprediksi Mendatar, Pasar Tunggu Kejelasan Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

IHSG Diprediksi Mendatar, Pasar Tunggu Kejelasan Kebijakan Suku Bunga Bank Indonesia
Foto: (Sumber: Pekerja Bursa Efek Indonesia (BEI) berswafoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU/aa).)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mendatar pada perdagangan Rabu, 20 Agustus 2025, seiring sikap hati-hati pelaku pasar terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Sentimen Domestik Dominasi Pergerakan IHSG

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan bahwa IHSG diperkirakan bergerak terbatas karena fokus investor tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia periode Agustus 2025.

Pelaku pasar memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuannya di level 5,25 persen.

Kebijakan ini mengikuti langkah BI pada RDG Juli 2025 lalu yang telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Potensi penurunan suku bunga lanjutan tetap terbuka apabila inflasi tetap terkendali.

Target inflasi BI tahun ini berada di kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen.

Inflasi pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,37 persen year on year (yoy), tertinggi sejak Juni 2024, namun masih berada dalam target BI.

IHSG diprediksi menguji level support di 7.800 dan berpotensi menutup gap down yang sempat terbentuk sebelumnya.

Sentimen Eksternal dan Data Global Perkuat Sikap Hati-hati Pasar

Dari sisi global, pasar turut mencermati simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, di mana Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato penting.

Berdasarkan data FedWatch CME, terdapat 85 persen peluang The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan September 2025.

Dari Asia, Bank Sentral China diperkirakan akan mempertahankan Loan Prime Rate (LPR) satu tahun di 3 persen dan lima tahun di 3,5 persen.

Kebijakan tersebut diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tertekan oleh ancaman perang tarif, melemahnya daya beli masyarakat, dan pemulihan sektor properti yang belum sepenuhnya stabil.

Sementara itu dari Eropa, Presiden Trump menyatakan bahwa negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina memungkinkan dilakukan meskipun perang masih berlangsung.

Trump mengusulkan pertemuan trilateral antara dirinya, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Dari Inggris, pasar menantikan rilis data inflasi Juli 2025 yang diperkirakan naik menjadi 3,7 persen yoy, meningkat dari 3,6 persen pada Juni 2025, dan menjadi level tertinggi sejak Januari 2024.

Pada perdagangan Selasa, 19 Agustus 2025, bursa Eropa ditutup menguat.

Indeks Euro Stoxx 50 naik 0,87 persen, FTSE 100 Inggris naik 0,34 persen, DAX Jerman naik 0,45 persen, dan CAC Prancis naik 1,21 persen.

Sebaliknya, bursa Amerika Serikat ditutup variatif.

Indeks Dow Jones naik tipis 10,57 poin atau 0,02 persen ke posisi 44.922,19.

Indeks S&P 500 melemah 0,58 persen ke level 6.411,91.

Sementara itu, indeks Nasdaq turun 314,82 poin atau 1,46 persen ke posisi 21.314,02.

Situasi pasar secara umum menunjukkan sikap wait and see dari investor, yang menantikan kejelasan arah kebijakan suku bunga dari Bank Indonesia dan bank sentral utama lainnya.


 

Penulis :
Ahmad Yusuf