
Pantau - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kepulauan Bangka Belitung mengintensifkan program ketahanan pangan di seluruh lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) sebagai bentuk dukungan terhadap agenda strategis nasional Astacita Presiden Prabowo Subianto.
Program ini telah melibatkan sekitar 20 persen dari total 2.924 warga binaan yang tersebar di seluruh lapas dan rutan se-Bangka Belitung, terdiri dari 2.763 pria dan 161 wanita.
Warga Binaan Dibina Lewat Hidroponik dan Keterampilan Tambahan
Beragam kegiatan dilaksanakan dalam program ketahanan pangan ini, mulai dari penanaman tanaman pangan, beternak unggas, hingga pelatihan keterampilan seperti servis ringan kendaraan bermotor, las, dan tata boga.
Kegiatan tersebut bertujuan agar warga binaan memiliki bekal keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas dan tidak kembali melakukan tindak pidana.
Salah satu lapas yang menonjol dalam pelaksanaan program ini adalah Lapas Narkotika Kelas II A Pangkalpinang yang fokus pada penanaman sayuran dengan sistem hidroponik.
Pengelolaan hidroponik akan terus dikembangkan melalui diversifikasi jenis tanaman serta peningkatan kapasitas produksi guna mendukung kemandirian pangan di dalam lembaga pemasyarakatan.
Lapas Sebagai Pusat Pembinaan dan Reintegrasi Sosial
Program ketahanan pangan ini bukan hanya memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi sarana pembinaan keterampilan dan kemandirian bagi warga binaan.
“Lapas tidak lagi hanya menjadi tempat pengamanan, tetapi juga pusat pemberdayaan dan reintegrasi sosial,” ungkap pihak Kanwil Ditjenpas Bangka Belitung.
Ke depan, seluruh lapas di Bangka Belitung diarahkan untuk menjadi lembaga yang produktif, humanis, dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan warga binaan mampu mengembangkan potensi diri dan keterampilan yang bisa mereka terapkan ketika kembali ke masyarakat.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan










