
Pantau - PT Timah (Persero) Tbk akan mengoptimalkan potensi mineral ikutan dalam penambangan timah, termasuk logam tanah jarang (rare earth elements/REE) seperti monasit, xenotim, dan zircon, sebagai bagian dari transformasi bisnis perusahaan.
Fokus Baru: Pengembangan Mineral Ikutan Berbasis Riset
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, menyampaikan bahwa perusahaan tengah melakukan transformasi internal berbasis riset, dengan fokus utama pada pengembangan potensi REE.
"Timah itu memang fokus kepada penambangan timah, tapi sebenarnya mineral ikutannya belum di-optimize untuk diproduksi. Saya dari sisi pengembangan usaha akan masuk ke wilayah itu," ungkap Suhendra.
Ia menjelaskan bahwa PT Timah telah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto dan menerima arahan langsung untuk mempercepat optimalisasi pengolahan REE.
"Ke depannya, Indonesia ini fokus untuk pengolahan REE dan itu sumbernya ada di timah. Monazite, jadi basis daripada REE itu kan monazite," ujarnya.
Monasit adalah mineral utama yang mengandung unsur REE, dan merupakan mineral ikutan yang dihasilkan dari proses penambangan timah.
Selain monasit, terdapat juga mineral seperti xenotim dan zircon yang menjadi perhatian dalam proses riset dan pengolahan lanjutan.
Masuk Tahap Pilot Project, Kualitas Jadi Tantangan Utama
Suhendra menegaskan bahwa PT Timah terus melanjutkan riset mendalam mengenai proses pengolahan REE.
Saat ini, pengembangan REE telah memasuki tahap proyek percontohan (pilot project).
Dari sisi kuantitas, produksi REE sudah mencukupi untuk ditindaklanjuti.
Namun, dari sisi kualitas, masih terdapat sejumlah tantangan teknis, terutama dalam hal memenuhi kandungan konsentrasi dan spesifikasi standar internasional.
"Riset itu prosesnya tidak bisa sekali jadi dan dari sisi requirement memang prudent dan memang berhasil dari sisi risetnya gitu, ada beberapa yang persyaratan yang belum terpenuhi dan itu harus dilakukan lagi untuk bagaimana secara persyaratan ataupun spek itu terpenuhi," jelas Suhendra.
Langkah PT Timah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya strategis seperti REE yang bernilai tinggi, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global mineral kritis.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf