
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan program percepatan cetak sawah dan optimalisasi lahan akan menjadi kunci keberlanjutan swasembada pangan nasional selama tiga tahun ke depan.
"Kalau cetak sawah selesai, secara bertahap selama tiga tahun berturut-turut, ini akan membuat swasembada ke depan sustain, berkelanjutan," ungkapnya seusai menghadiri rapat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Target Cetak Sawah 2025
Amran menyampaikan bahwa pada 2025 pemerintah menargetkan sawah baru dengan luas total 225.000 hektare sudah berproduksi.
Ia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa program cetak sawah berjalan baik di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, hingga Sumatera Selatan.
Selain cetak sawah, Amran menegaskan operasi pasar beras dalam skala besar akan terus dilakukan hingga Desember 2025.
"Kami sampaikan, sesuai hasil Bapanas dan pengamatan lapangan, sekarang ini harga sudah berangsur turun, kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran berkelanjutan sampai Desember," katanya.
Operasi Pasar dan Stok Beras
Dalam operasi pasar harian, pemerintah telah menyalurkan 6.000 ton beras per hari.
Target penyaluran dinaikkan menjadi 7.000 ton, bahkan hingga 10.000 ton per hari dalam waktu mendatang.
Untuk mendukung stabilitas pasokan, target penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ditetapkan sebanyak 1,3 juta ton.
Amran juga menyebut cadangan beras pemerintah saat ini masih sebanyak 3,9 juta ton.
"Cadangan beras pemerintah masih 3,9 juta ton, masih cukup," ujarnya.
Dari jumlah tersebut, meski 1 juta ton dialokasikan untuk SPHP, sisa 2,5 juta hingga 2,7 juta ton tetap dinilai mencukupi untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun.
- Penulis :
- Arian Mesa










