
Pantau - Nilai tukar rupiah diperkirakan mengalami pelemahan terbatas terhadap dolar Amerika Serikat, dipicu oleh sentimen risk off domestik akibat aksi demonstrasi, meskipun tekanan terhadap dolar AS turut membatasi pelemahan lebih lanjut.
Analis: Rupiah Terkonsolidasi, Pasar Tunggu Keputusan The Fed
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi bergerak melemah dalam rentang sempit.
“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas terhadap dolar AS, walau masih tertekan sentimen risk off domestik dari demonstrasi. Namun, dolar AS juga masih tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” ujarnya.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.350 hingga Rp16.500 per dolar AS dalam waktu dekat.
Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat melemah 7 poin atau 0,04 persen ke level Rp16.426 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.419 per dolar AS.
Menurutnya, meskipun situasi demonstrasi sudah mulai terkendali, pemulihan sentimen pasar domestik belum sepenuhnya pulih.
“Walau demonstrasi sudah mulai terkendali, namun sentimen domestik masih belum bisa langsung pulih. (Di sisi lain), dolar AS yang masih tertekan ini berperan membantu rupiah tidak melemah lebih jauh,” tambah Lukman.
Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed Tekan Dolar AS
Mengutip Anadolu Agency, Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunga pada bulan ini setelah mempertahankannya selama sembilan bulan terakhir.
Langkah The Fed ini diperkirakan akan menjadi acuan bagi bank sentral negara lain dalam menentukan arah kebijakan moneter mereka di tengah ketidakpastian global, termasuk terkait kebijakan tarif.
Dalam pertemuan terakhir Federal Open Market Committee (FOMC), para petinggi The Fed menyatakan bahwa risiko inflasi meningkat akibat kebijakan perdagangan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Sinyal penurunan suku bunga juga kembali mengemuka dalam simposium ekonomi tahunan Jackson Hole di Amerika Serikat.
Kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed bulan ini diperkirakan mencapai 87 persen, yang akan menurunkan suku bunga acuan menjadi kisaran 4,25 hingga 4 persen.
Pelaku pasar kini menantikan sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat yang akan dirilis pekan ini, di antaranya:
- Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur
- PMI Jasa dari Institute for Supply Management (ISM)
- Data Non-Farm Payrolls (NFP)
“Investor cenderung masih wait and see menantikan data-data ekonomi penting AS pekan ini,” kata Lukman menutup analisanya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf