
Pantau - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali memperkuat kerja sama lintas pemerintah kabupaten/kota dalam upaya menekan risiko inflasi, khususnya melalui pengendalian inflasi pangan dan efisiensi rantai pasok.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyatakan bahwa koordinasi antarwilayah terus ditingkatkan guna menjaga stabilitas harga.
"Kami terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama pemerintah kabupaten/kota," ungkapnya.
TPID di tingkat provinsi dan kabupaten/kota memperluas pengendalian inflasi melalui upaya peningkatan produktivitas pertanian, penambahan luas tanam, serta pemanfaatan lahan tidur.
Efisiensi Rantai Pasok dan Fokus pada Produk Lokal
Upaya efisiensi rantai pasok pangan dilakukan dengan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Perusahaan Umum Daerah (Perumda) pangan, serta koperasi.
Sinergi juga dibangun dari hulu ke hilir, mulai dari petani, penggilingan, perumda pangan, hingga sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka) untuk menggunakan produk pangan lokal.
Pengendalian konvensional tetap dijalankan, meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif kepada publik.
Dalam struktur TPID Bali, BI Bali berperan sebagai wakil ketua, sementara Gubernur dan Wakil Gubernur Bali bertindak sebagai ketua I dan II. Sekretaris Daerah Bali menjabat sebagai ketua harian.
Risiko inflasi yang perlu diwaspadai meliputi tingginya permintaan barang dan jasa saat musim kunjungan wisatawan mancanegara, kenaikan harga acuan minyak sawit mentah yang dapat memicu inflasi barang impor, perbaikan jalur utama Jawa–Bali yang masih berlangsung, serta ketidakpastian cuaca selama musim kemarau basah yang dapat mengganggu panen hortikultura dan distribusi melalui jalur laut.
Deflasi Agustus dan Tren Penurunan Inflasi Tahunan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali per 1 September 2025, tercatat deflasi sebesar -0,39 persen pada Agustus 2025, setelah sebelumnya mengalami inflasi 0,32 persen pada Juli 2025.
Meskipun terjadi deflasi, harga beberapa komoditas tetap mengalami kenaikan dan menahan laju penurunan harga, seperti bawang merah, biaya sekolah menengah atas, beras, dan bahan bakar rumah tangga.
Inflasi tahunan Bali tercatat menurun dari 3,16 persen menjadi 2,65 persen.
Namun demikian, angka tersebut masih berada di atas rata-rata nasional yang tercatat sebesar 2,31 persen.
- Penulis :
- Aditya Yohan