
Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa isu impor beras yang beredar di masyarakat perlu diluruskan karena impor tersebut bukan untuk konsumsi rumah tangga, melainkan untuk kebutuhan restoran tertentu.
"Nah, ini kan ada lagi simpang siur. Pak, itu nyatanya ada beras impor? Yang dimaksud beras yang diimpor itu beras restoran Jepang, itu kan dia pakai beras Jepang. Itu nggak bisa diganti, itu beras-beras khusus, kecil, dia nggak terlalu besar gitu," ungkap Sudaryono.
Ia menambahkan bahwa restoran dengan menu khas India dan Arab juga menggunakan beras basmati yang tidak dapat digantikan oleh beras lokal.
"Itu katanya nggak impor beras, kok impor beras? Itu beras, misalnya masakan Arab, masakan India, itu kan pakai beras basmati. Itu nggak bisa diganti sama beras kita. Nah, itu untuk restoran-restoran khusus gitu loh," jelasnya.
Beras Medium Tak Diimpor, Pemerintah Fokus Jaga Kedaulatan Pangan
Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah tidak melakukan impor beras untuk konsumsi masyarakat umum, yaitu beras jenis medium.
"Yang dimaksud tidak impor beras itu adalah impor beras konsumsi masyarakat. Beras medium, kita nggak impor," ujarnya.
Beras jenis ini dipastikan cukup dari produksi dalam negeri dan menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan pangan nasional.
Selain beras, pemerintah juga menargetkan tidak mengimpor jagung dan gula konsumsi sepanjang tahun 2025.
Target tersebut dicapai melalui peningkatan produksi dalam negeri serta kebijakan yang mendukung petani dan pelaku usaha di sektor pertanian.
"Presiden sudah bikin target dan ini sekarang oleh Pak Mentan Pak Amran, kami sebagai tim support-nya beliau, kita dukung Pak Amran untuk mewujudkan ini, kita tidak impor lagi untuk beras, jagung, dan gula konsumsi di tahun 2025 ini," tegas Sudaryono.
Capaian Nasional: Tidak Ada Impor Beras Hingga September 2025
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga menegaskan bahwa hingga bulan September 2025, Indonesia tidak melakukan impor beras, berbeda dengan tahun sebelumnya yang mencatat impor sebesar 3 hingga 4 juta ton.
"Yang terpenting, yang menarik adalah, sampai September sekarang, tidak ada impor (beras) Benar? Tahun lalu, 3-4 juta ton. Itu yang terpenting. Kita harus bangga atas gagasan besar Bapak Presiden (Prabowo Subianto), itu paling penting," ungkap Amran.
Stok beras nasional per awal September 2025 mencapai sekitar 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya berada di kisaran 1 hingga 2 juta ton.
Capaian tersebut dinilai sebagai bukti keberhasilan kebijakan pangan nasional dan menjadi simbol keberhasilan visi Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti