
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami penguatan pada perdagangan Kamis, 11 September 2025, didorong oleh sentimen positif dari global serta kebijakan likuiditas domestik.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyatakan bahwa optimisme pelaku pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) menjadi pendorong utama pergerakan indeks.
"IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 7.600–7.800," ujarnya.
Data PPI AS Melemah, Harapan Pemangkasan Suku Bunga Menguat
Sentimen positif dari Amerika Serikat muncul setelah rilis data Producer Price Index (PPI) untuk Agustus 2025 yang tercatat lebih rendah dari ekspektasi.
PPI AS turun 0,1 persen month to month (mtm) dari sebelumnya naik 0,7 persen mtm pada Juli 2025.
Secara year on year (yoy), PPI melambat ke 2,6 persen dari sebelumnya 3,1 persen yoy.
Pelemahan data ini memperkuat harapan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 16–17 September 2025.
Kebijakan pemangkasan suku bunga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS.
Selain itu, pelaku pasar juga mencermati data Consumer Price Index (CPI) AS yang diperkirakan meningkat:
CPI Agustus 2025 diprediksi naik ke 0,3 persen mtm dari 0,2 persen mtm pada Juli.
Secara yoy, naik ke 2,9 persen dari 2,7 persen.
Sentimen Eropa dan Asia, serta Kebijakan Fiskal Domestik
Dari Eropa, perhatian pasar tertuju pada hasil pertemuan European Central Bank (ECB) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 2,5 persen.
Sementara itu, dari Asia, inflasi Tiongkok mengalami deflasi sebesar 0,4 persen yoy pada Agustus, dari sebelumnya 0 persen yoy pada Juli 2025.
Deflasi ini merupakan yang kelima kalinya di tahun 2025, mencerminkan lemahnya permintaan masyarakat akibat ketidakpastian ekonomi.
Dari dalam negeri, kebijakan fiskal pemerintah juga menjadi faktor penting.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan bahwa dari total Rp425 triliun kas negara yang disimpan di Bank Indonesia (BI), sekitar Rp200 triliun akan dialihkan ke sistem perbankan dalam bentuk deposito.
Tujuannya adalah untuk menambah likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan kredit ke sektor produktif.
Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong pergerakan ekonomi dan memicu pertumbuhan nasional.
Namun demikian, ada catatan dari sisi permintaan domestik.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Agustus 2025 turun menjadi 117,2 dari 118,1 pada Juli, dan ini merupakan level terendah sejak September 2022.
Penurunan terjadi pada lima dari enam sub-indeks, menunjukkan kehati-hatian konsumen dalam pengeluaran.
Pelaku pasar juga menunggu rilis data retail sales Juli 2025 yang diperkirakan tumbuh 1,5 persen yoy dari sebelumnya 1,3 persen yoy.
Bursa Global: Wall Street Variatif, Eropa Melemah
Pasar saham global menunjukkan performa bervariasi pada perdagangan Rabu, 10 September 2025.
Bursa Eropa ditutup melemah:
- Euro Stoxx 50 turun 0,16 persen
- FTSE 100 Inggris turun 0,19 persen
- DAX Jerman turun 0,36 persen
- CAC Prancis turun 0,15 persen
Sementara di Wall Street:
- S&P 500 naik 0,3 persen ke level 6.532,04
- Nasdaq Composite naik tipis 0,03 persen ke 21.886,06
- Dow Jones turun 0,48 persen atau 220,42 poin ke 45.490,92
- Penulis :
- Ahmad Yusuf