
Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat promosi industri batik ramah lingkungan melalui penyelenggaraan Batik City Run 2025 di Yogyakarta pada 12 Oktober mendatang.
Batik Sebagai Industri Strategis
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar global.
Ia menegaskan, batik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga industri strategis yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekspor, serta memperkuat identitas bangsa.
"Industri batik telah tumbuh luas di berbagai daerah dan menjadi sumber penghidupan masyarakat, khususnya industri kecil dan menengah (IKM). Oleh karena itu, Kemenperin bertekad mendukung inovasi, peningkatan kualitas, hingga penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor industri batik, sehingga batik Indonesia mampu terus lestari dan relevan dengan perkembangan zaman," ungkapnya.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menambahkan fokus kebijakan Kemenperin adalah aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan.
"Melalui berbagai program standardisasi dan sertifikasi, kami mendorong industri batik untuk beralih pada penggunaan bahan baku alami serta proses produksi yang minim dampak lingkungan," ujarnya.
Ia menegaskan edukasi dan promosi penting dilakukan untuk menunjukkan bahwa industri batik Indonesia sudah menerapkan konsep ramah lingkungan, seperti penggunaan malam sawit.
"Langkah ini sekaligus menjawab tuntutan pasar global yang semakin memperhatikan aspek lingkungan dalam produk industri kreatif," katanya.
Batik City Run 2025
Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) akan menjadi penyelenggara Batik City Run 2025 yang digelar bertepatan dengan Hari Batik Nasional.
Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menekankan, "Batik City Run adalah cara kami untuk menyatukan gaya hidup sehat dengan kecintaan terhadap batik. Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, melihat batik bukan hanya busana formal, tetapi identitas sehari-hari yang keren, modern, dan membanggakan."
Batik City Run menghadirkan dua kategori lari, yaitu 5K dan 3K, dengan target peserta 2.000 orang dari kalangan pelari profesional, komunitas lari, masyarakat umum, hingga pelaku industri batik.
Rute ikonik Benteng Vredeburg–Malioboro dipilih sebagai start dan finish, memberikan pengalaman berlari dengan suasana khas Kota Yogyakarta.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf