
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi (1/10) dibuka menguat 8,88 poin atau 0,11 persen ke level 8.069,94, meski indeks saham unggulan LQ45 justru turun 1,41 poin atau 0,18 persen ke posisi 792,57.
Katalis Domestik: Inflasi Terkendali, PMI Positif, dan Surplus Neraca Dagang
Penguatan IHSG didorong oleh optimisme pelaku pasar terhadap data ekonomi domestik, yang mencakup:
- Deflasi 0,08 persen (mtm) pada Agustus 2025
- Inflasi tahunan 2,31 persen (yoy) yang masih dalam target Bank Indonesia
- PMI Manufaktur berada di zona ekspansi pada level 51,5
- Surplus neraca perdagangan sebesar 23,65 miliar dolar AS per Juli 2025
Data ini memberikan sinyal bahwa stabilitas makroekonomi domestik tetap terjaga, sehingga mendukung sentimen positif di pasar saham.
Peluang Rebound Asal Bertahan di Atas Level 8.000
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyatakan bahwa IHSG memiliki peluang untuk mengalami teknikal rebound, terutama jika mampu mempertahankan posisi di atas level support 8.000.
“Level tersebut menjadi area psikologis penting yang harus dijaga agar penguatan berlanjut,” ujarnya.
Investor dinilai akan tetap berhati-hati sambil mencermati rilis lanjutan data ekonomi, serta pergerakan pasar global yang masih fluktuatif.
Sentimen Eksternal: Shutdown AS dan Pasar Global
Dari sisi global, perhatian pelaku pasar masih tertuju pada potensi government shutdown di Amerika Serikat, seiring belum tercapainya kesepakatan anggaran antara Partai Republik dan Demokrat.
Ketidakpastian tersebut memberikan tekanan pada mata uang dan aset berisiko, meskipun bursa saham Eropa dan Wall Street pada perdagangan sebelumnya ditutup menguat.
Sementara itu, pasar Asia pada Rabu pagi ini bergerak variatif, mencerminkan kehati-hatian investor regional terhadap dinamika global yang masih berkembang.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf