
Pantau - PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo menyatakan siap memperkuat produksi minyak goreng rakyat bermerek Minyakita bersama PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K Santosa menyampaikan hal tersebut dalam keterangan di Jakarta pada hari Minggu.
Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Program Minyakita
Jatmiko menjelaskan bahwa sinergi antara PalmCo dan Agrinas menjadi kunci percepatan program Minyakita serta memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya di sektor minyak goreng.
"Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo yang memerintahkan Agrinas untuk bekerja sama dengan PalmCo dalam meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng yang terjangkau dan berkualitas," ungkapnya.
Menurut Jatmiko, PalmCo memiliki sumber daya yang kuat untuk mendukung program tersebut.
" Kami memiliki kapasitas dan infrastruktur yang cukup untuk mendukung produksi Minyakita. Kolaborasi ini akan mempercepat pencapaian target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng rakyat," ujarnya.
PalmCo selama ini dikenal sebagai salah satu produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia dan kini tengah menjalani transformasi menuju hilirisasi sawit.
Jatmiko menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya akan fokus sebagai produsen CPO, tetapi juga memperluas peran sebagai penggerak industri hilir mulai dari refinery, minyak goreng, hingga biodiesel.
Infrastruktur dan Dukungan Bahan Baku
Salah satu modal utama PalmCo dalam mendukung program ini adalah keberadaan fasilitas refinery anak usahanya, PT Industri Nabati Lestari (INL), yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Fasilitas refinery tersebut memiliki kapasitas hingga 600 ribu ton per tahun dan sedang dikembangkan untuk memproduksi berbagai produk turunan sawit seperti RBD Olein sebagai bahan baku minyak goreng, serta Stearin dan PFAD untuk kebutuhan industri lainnya.
"Ketersediaan bahan baku yang stabil dari PTPN dan tambahan pasokan dari Agrinas menjamin keberlanjutan produksi Minyakita. Ini bukan hanya tentang harga yang terjangkau bagi masyarakat, tetapi juga tentang kualitas produk yang memenuhi standar nasional," tutur Jatmiko.
Saat ini, PalmCo dan Agrinas tengah mengkaji berbagai aspek teknis dan bisnis agar sinergi tersebut berjalan efektif serta memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan Indonesia.
Selain peningkatan kapasitas produksi, PalmCo juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi karyawan agar siap menghadapi tantangan di sektor hilir.
"Transformasi ini merupakan proses bertahap. Kami mempersiapkan PalmCo untuk menjadi pemain utama dalam hilirisasi sawit yang tidak hanya memproduksi CPO, tetapi juga menghasilkan produk dengan nilai tambah lainnya," ujarnya menambahkan.
PalmCo juga membuka peluang pengembangan produk energi terbarukan, termasuk mendukung kebijakan mandatori B50 yang diterapkan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
Dalam aspek distribusi, jaringan unit usaha PalmCo di berbagai daerah dinilai berpotensi menjadi kanal efektif untuk menjangkau pasar hingga pelosok, meskipun model implementasinya masih dalam tahap kajian bersama Agrinas.
Target Agrinas Palma untuk memasok 30 persen kebutuhan pasar minyak goreng nasional menjadi tantangan besar yang memerlukan sinergi optimal antara kedua perusahaan.
Namun Jatmiko tetap optimistis PalmCo mampu berkontribusi maksimal dalam mendukung arahan Presiden.
"Seluruh langkah ini dilakukan secara bertahap dan terencana. Kami ingin memastikan bahwa PalmCo tidak hanya menjadi bagian dari rantai pasok sawit, tetapi juga menjadi penggerak utama hilirisasi yang memajukan industri pangan dan energi Indonesia menuju kemandirian," pungkasnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick