billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Optimisme Perundingan Dagang China-AS dan Kekhawatiran Tekanan Domestik

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Optimisme Perundingan Dagang China-AS dan Kekhawatiran Tekanan Domestik
Foto: (Sumber: Petugas menghitung uang rupiah di Kantor Cabang BNI Pasar Baru, Jakarta, Senin (27/10/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym..)

Pantau - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Selasa (28/10/2025) di Jakarta tercatat menguat tipis sebesar 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.618 per dolar Amerika Serikat dari posisi sebelumnya Rp16.621 per dolar AS.

Harapan dari Perundingan Dagang China-AS

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memperkirakan penguatan rupiah bersifat terbatas seiring meningkatnya optimisme terhadap perundingan dagang antara China dan Amerika Serikat.

"Rupiah berpotensi menguat terbatas atau cenderung datar terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on yang muncul karena adanya harapan positif dari perundingan dagang China-AS," ungkapnya.

Berdasarkan laporan Anadolu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan pembicaraan telepon pada Senin (27/10/2025) menjelang pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Dalam pembicaraan itu, Wang Yi menyampaikan harapan agar kedua negara "bekerja ke arah yang sama, mempersiapkan interaksi tingkat tinggi, dan menciptakan kondisi bagi perkembangan hubungan bilateral," ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Pertemuan kedua pemimpin dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Kementerian Luar Negeri China menyebut bahwa kesepakatan dagang antara China dan AS masih memerlukan persetujuan internal dari masing-masing negara.

Pada Minggu (26/10/2025), Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa kedua negara telah menyepakati kerangka kerja kesepakatan perdagangan beberapa hari sebelum pertemuan Trump dan Xi.

Bessent menyebut kesepakatan tersebut akan menghapus ancaman tarif 100 persen atas impor China mulai 1 November serta mencakup kesepakatan final terkait penjualan TikTok di AS.

China dan AS juga dijadwalkan mengadakan perundingan lanjutan di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2026 dengan delegasi China dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng dan delegasi AS dipimpin Scott Bessent.

Bessent menambahkan bahwa China akan menunda kontrol ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun sebagai bagian dari kesepakatan.

Wakil Menteri Perdagangan China Li Chenggang mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai konsensus awal dan akan melanjutkan ke proses persetujuan internal masing-masing.

Kementerian Perdagangan China menjelaskan bahwa negosiasi tersebut mencakup isu kebijakan logistik maritim dan industri galangan kapal, perpanjangan penangguhan tarif timbal balik, tarif fentanil dan kerja sama penegakan hukum, perdagangan produk pertanian, serta pengendalian ekspor.

Sentimen Domestik dan Risiko Tekanan MSCI

Meski sentimen global cenderung positif, investor di pasar domestik masih berhati-hati terhadap potensi tekanan yang dapat muncul akibat rencana penyesuaian metodologi indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

MSCI tengah meninjau perubahan metodologi perhitungan free float untuk saham-saham Indonesia dengan periode masukan terbuka hingga 31 Desember 2025 dan hasilnya akan diumumkan paling lambat 30 Januari 2026.

Jika disetujui, perubahan tersebut akan diterapkan pada tinjauan indeks Mei 2026, termasuk sistem pembulatan baru yang disesuaikan dengan besaran free float.

Lukman memperkirakan beberapa saham utama seperti BBCA, AMMN, BMRI, dan Telkom berpotensi mengalami penurunan bobot, meski hal ini belum dikonfirmasi secara resmi.

Menurutnya, faktor eksternal dari perundingan dagang China-AS dan faktor domestik terkait MSCI menjadi kombinasi utama yang membatasi ruang penguatan rupiah pada perdagangan hari ini.

Penulis :
Ahmad Yusuf