
Pantau - Perusahaan e-commerce global, Amazon, dilaporkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar yang berdampak pada puluhan ribu karyawan di berbagai negara.
Ribuan Pegawai Terdampak di Tiga Negara
Berdasarkan laporan Business Insider, informasi mengenai rencana PHK ini berasal dari dokumen internal dan pesan perusahaan yang beredar di kalangan manajer Amazon.
Sumber yang mengetahui rencana tersebut menyebutkan bahwa ribuan karyawan akan terdampak, terutama dari divisi sumber daya manusia (SDM) dan ritel.
Total PHK kali ini diperkirakan mencapai sekitar 30.000 orang atau 10 persen dari total tenaga kerja korporat Amazon.
Dalam pesan internal kepada para manajer, disebutkan bahwa kebijakan ini akan memengaruhi karyawan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Amazon juga telah memperingatkan karyawannya untuk bersiap menghadapi pengumuman resmi yang akan segera disampaikan oleh perusahaan.
Restrukturisasi dan Efisiensi Perusahaan
Draf surat elektronik yang akan dikirim kepada pegawai terdampak menjelaskan bahwa PHK dilakukan setelah peninjauan menyeluruh terhadap organisasi, prioritas, dan fokus kerja ke depan.
Surat tersebut juga mencantumkan rincian paket kompensasi, termasuk gaji dan tunjangan penuh selama 90 hari bagi karyawan yang terkena dampak.
CEO Amazon, Andy Jassy, tengah memimpin restrukturisasi besar-besaran untuk menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan efisiensi di berbagai lini bisnis.
Langkah restrukturisasi itu mencakup penghapusan beberapa lapisan manajemen, pengetatan anggaran, pembaruan sistem penilaian kinerja, serta kebijakan bagi sebagian besar pegawai untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor.
Kebijakan tersebut merupakan respons Amazon terhadap perlambatan pertumbuhan bisnis setelah masa pandemi.
Sebelumnya, perusahaan juga telah menghentikan sejumlah proyek yang dianggap kurang menguntungkan serta mengurangi tenaga kerja yang sempat meningkat pesat saat permintaan belanja daring melonjak.
Antara tahun 2019 hingga 2021, jumlah pegawai Amazon meningkat dua kali lipat hingga mencapai 1,6 juta orang sebelum menurun menjadi 1,55 juta pada tahun sebelumnya.
Sejak akhir 2022, Amazon telah melakukan PHK terhadap 27.000 karyawan di berbagai divisi.
Pada Juni lalu, Jassy menyampaikan bahwa efisiensi yang dihasilkan dari penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang.
Selain PHK besar kali ini, Amazon juga telah membekukan perekrutan di sektor ritel dan melakukan pengurangan karyawan di divisi layanan cloud, Amazon Web Services (AWS), pada Juli lalu.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti










