
Pantau - Perum Bulog memperluas intervensi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke wilayah 3TP — tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan — guna menjaga stabilitas harga dan menjamin keterjangkauan beras bagi masyarakat yang rentan secara geografis dan ekonomi.
Langkah ini diumumkan pada Minggu, 2 November 2025, dengan fokus distribusi mencakup wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Intervensi Langsung dan Target Pemerataan Harga
Bulog menargetkan distribusi SPHP ke wilayah dengan harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), yang dibedakan berdasarkan zona.
HET beras SPHP ditetapkan sebesar Rp12.500/kg untuk Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, Sulawesi), Rp13.100/kg untuk Zona 2 (Sumatra lainnya, NTT, Kalimantan), dan Rp13.500/kg untuk Zona 3 (Maluku, Papua).
“Stabilitas harga pangan adalah stabilitas rakyat. Bulog hadir untuk menjamin harga terjangkau dan pasokan beras berkualitas,” ungkap Ahmad Rizal Ramdhani, Direktur Utama Bulog.
Hingga awal November 2025, Bulog telah menyalurkan 560.000 ton beras SPHP, dengan target total penyaluran mencapai 1,5 juta ton hingga akhir tahun.
Kolaborasi dengan Daerah dan Lembaga Mitra
Distribusi SPHP juga dilakukan melalui operasi pasar dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Satgas Pangan, pemerintah daerah, lembaga pemasyarakatan, dan Pegadaian.
Strategi ini bertujuan mengatasi disparitas harga dan memastikan ketersediaan beras terjangkau di seluruh Indonesia, terutama di wilayah rawan harga tinggi dan terbatas akses.
Bulog menegaskan bahwa program SPHP menjadi instrumen utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan melindungi daya beli masyarakat di tengah fluktuasi pasar.
- Penulis :
- Gerry Eka









