
Pantau - Provinsi Bali mencatat inflasi rendah sebesar 0,16 persen pada Oktober 2025, setelah dua bulan sebelumnya mengalami deflasi berturut-turut.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menegaskan bahwa kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena inflasi yang terjadi masih dalam kategori rendah dan lebih baik dibandingkan kondisi deflasi yang terus berlanjut.
"Kami mencatat terjadi inflasi bulan ke bulan 0,16 persen, kalau ingat dua bulan terakhir kita mengalami deflasi atau penurunan harga dan bulan Oktober ini kita mengalami inflasi atau kenaikan harga tapi relatif rendah," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pola inflasi pada Oktober sejalan dengan tren tahunan sejak 2022. "Kalau lihat seri 2022-2025 cenderung Oktober inflasi, ini pergerakan harga bisa dibilang terjaga karena setelah pasca-dua kali deflasi inflasi yang terjadi pun relatif rendah," ia mengungkapkan.
Sebelumnya, Bali mengalami deflasi sebesar 0,39 persen pada Agustus dan 0,01 persen pada September 2025.
Inflasi Terkonsentrasi di Tiga Kota, Denpasar Masih Deflasi
Dari empat kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bali, tiga di antaranya mencatat inflasi, yaitu:
- Kabupaten Badung: inflasi 0,31 persen
- Kabupaten Tabanan: inflasi 0,34 persen
- Kota Singaraja: inflasi 0,28 persen
Sementara itu, Kota Denpasar masih mencatat deflasi sebesar 0,02 persen pada Oktober 2025, menjadikannya satu-satunya kota yang tidak mengikuti tren inflasi provinsi.
BPS Bali juga merinci kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulan Oktober 2025.
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami inflasi 0,31 persen dan menyumbang 0,10 persen terhadap inflasi bulan ini.
Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga mencatat inflasi 0,53 persen dengan kontribusi 0,02 persen terhadap total inflasi.
Selain itu, beberapa kelompok pengeluaran lain juga turut memberikan sumbangan meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
Empat komoditas utama yang menyumbang inflasi tertinggi pada Oktober 2025 adalah:
- Cabai merah: menyumbang 0,07 persen
- Sawi hijau: menyumbang 0,05 persen
- Daging ayam ras: menyumbang 0,05 persen
- Emas perhiasan: menyumbang 0,05 persen
"Tiga dari empat komoditas itu adalah masuk kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, hanya perhiasan yang bukan," jelas Agus Gede Hendrayana.
Inflasi Tahunan Lebih Tinggi, Satu Kelompok Catat Deflasi
Secara month-to-month, inflasi Bali tergolong rendah.
Namun jika dibandingkan dengan Oktober 2024 (year-on-year), inflasi Bali tercatat sebesar 2,61 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Satu-satunya kelompok pengeluaran yang tidak mengalami inflasi secara tahunan adalah Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan, yang justru mengalami deflasi sebesar 0,35 persen.
Komoditas yang menahan laju inflasi tahunan karena mengalami deflasi antara lain:
- Telepon seluler: deflasi 0,02 persen
- Daging babi
- Bawang putih
- Cabai rawit
- Pisang
- Sampo
- Penulis :
- Shila Glorya








