
Pantau - Pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk mengakselerasi penerapan pertanian modern berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) demi mendorong efisiensi, produktivitas, dan kemandirian pangan nasional.
Pemerintah Dorong Pertanian Modern dengan AI
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa dana sebesar Rp10 triliun tersebut akan digunakan untuk pengembangan teknologi pertanian, termasuk robotik, sensor tanah, sistem berbasis data, serta pemanfaatan drone.
"Pemerintah, kita anggarkan sampai kurang lebih Rp10 triliun. Teknologi semua kita gunakan. Jadi ada drone kita pakai, kemudian sensor untuk mengetahui kondisi unsur hara tanah, dan seterusnya," ungkapnya.
Penerapan teknologi berbasis AI dinilai sebagai kunci utama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian nasional menuju swasembada pangan.
"Contoh, kalau tanam dulu itu 1 hektare menggunakan 25 orang. Atau 1 hektare 1 orang tanam 25 hari. Sekarang 25 hektare 1 hari dengan menggunakan drone. Bisa bayangkan efisien, efektif penggunaan anggaran. Jadi dulu 25 hari 1 hektare, sekarang 1 hari 25 hektare," jelas Amran.
Ia menambahkan bahwa teknologi ini tidak hanya memangkas biaya produksi, namun juga meningkatkan indeks pertanaman dan hasil panen nasional, serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
"Dengan teknologi itu produktivitas naik, indeks pertanaman naik, kemudian biaya produksi turun. Karena menggunakan artificial intelligence. Menggunakan robotik dan seterusnya. Dan itu benar," ia menegaskan.
Sejalan dengan Arah Kebijakan Presiden Prabowo
Langkah Kementerian Pertanian ini dinilai selaras dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2025 di Korea Selatan.
Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi modern, termasuk AI, dalam seluruh tahapan produksi pertanian untuk mencapai swasembada pangan dan mengurangi kemiskinan.
"Seperti yang kita ketahui, kita sedang memasuki era baru yang ditandai oleh kemajuan teknologi tinggi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Kita juga memahami bahwa kita harus menghadapi tantangan yang dibawa oleh perubahan demografi," ujar Presiden Prabowo.
Transformasi pertanian dari sistem tradisional ke sistem modern saat ini tengah dijalankan oleh Kementerian Pertanian melalui penerapan precision agriculture dan smart farming yang memanfaatkan drone, sensor tanah, serta sistem berbasis data.
Proses-proses pertanian seperti penanaman, pemupukan, dan pemantauan lahan kini bisa dilakukan secara otomatis menggunakan teknologi tersebut, sehingga meningkatkan efisiensi kerja dan hasil pertanian.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat proyeksi produksi padi nasional pada tahun 2025 akan mencapai 34,77 juta ton, meningkat sekitar 13,59 persen atau 4,15 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.
Amran menyatakan keyakinannya bahwa pemanfaatan teknologi secara masif akan membuat pertanian Indonesia semakin efisien dan kompetitif dalam menghadapi tantangan global.
"Kita gunakan semua teknologi. Dan ke depan kami yakin biaya produksi turun," pungkasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya








