Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Gubernur BI: Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka, Tunggu Stabilitas Inflasi dan Nilai Tukar

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Gubernur BI: Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka, Tunggu Stabilitas Inflasi dan Nilai Tukar
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers pasca Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV 2025 di Jakarta, Senin 3/11/2025 (sumber: ANTARA/Muhammad Baqir Idrus Alatas)

Pantau - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa ruang untuk menurunkan suku bunga acuan BI-Rate masih terbuka, namun keputusan waktu dan besarannya akan ditentukan berdasarkan kondisi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Perry Warjiyo: Penurunan BI-Rate Masih Memungkinkan

Dalam konferensi pers usai Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025), Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa peluang untuk menurunkan BI-Rate tetap ada.

"Peluang penurunan B-Rate masih ada ke depan. Kapan dan besarnya, itulah tentu saja yang kami pertimbangkan adalah seberapa besar inflasi ke depan yang terkendali dan ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mencermati efektivitas transmisi dari kebijakan moneter longgar yang telah diterapkan sebelumnya.

Stabilitas nilai tukar rupiah dan prospek pertumbuhan ekonomi nasional juga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Perry menekankan bahwa waktu dan besaran penurunan BI-Rate akan mempertimbangkan beberapa indikator utama, termasuk kestabilan nilai tukar dan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Dana Pemerintah dan Ekspektasi Global Jadi Faktor Pendukung

Selain faktor domestik, Perry juga menyebut pentingnya kelonggaran ekspansi moneter dan makroprudensial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

"(Selain itu juga) bagaimana B-Rate diikuti dengan penurunan suku bunga deposito dan lending, bagaimana kelonggaran dari ekspansi moneter dan makro prudensial, termasuk juga tambahan dana Rp200 triliun dari Pak Menteri Keuangan (untuk) mendorong kredit dan juga pertumbuhan ekonomi," ia mengungkapkan.

Di sisi global, Bank Indonesia memperkirakan bahwa Federal Reserve Amerika Serikat akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) satu kali pada tahun ini dan satu kali lagi pada triwulan pertama tahun 2026.

"Memang kalau dari pasar, masih memperkirakan dua kali tahun ini dan sekali tahun depan. Kami perkirakan sekali tahun ini, sekali tahun depan," jelas Perry.

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan global dan domestik untuk menyesuaikan langkah kebijakan moneter ke depan.

Penulis :
Leon Weldrick