
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2025 mencapai 75,90, sehingga masuk dalam kategori tinggi.
“Angka ini naik 0,88 poin dari tahun 2024 yang sebesar 75,02,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Peningkatan Umur Harapan Hidup dan Indikator Kesehatan
Salah satu indikator pembentuk IPM tahun 2025 adalah Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir yang mencapai 74,47 tahun.
Artinya, rata-rata bayi yang baru lahir di Indonesia diperkirakan dapat hidup hingga usia 74,47 tahun.
Capaian UHH tersebut meningkat sebesar 0,32 tahun dibandingkan dengan tahun 2024.
Menurut BPS, peningkatan UHH menandakan adanya perbaikan taraf kesehatan masyarakat.
Faktor yang memengaruhi perbaikan tersebut antara lain meningkatnya kesadaran melahirkan di fasilitas kesehatan, penggunaan air minum layak, serta akses layanan kesehatan yang semakin luas.
Pendidikan dan Pengeluaran Masyarakat Ikut Meningkat
Indikator berikutnya, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas, tercatat mencapai 9,07 tahun.
Angka tersebut setara dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama kelas tiga, meningkat 0,09 tahun dibandingkan dengan tahun 2024.
Selain itu, Harapan Lama Sekolah (HLS) juga mengalami peningkatan menjadi 13,3 tahun, naik 0,22 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Artinya, anak berusia tujuh tahun di Indonesia diperkirakan dapat menempuh pendidikan hingga setara kuliah tahun kedua.
BPS menilai kenaikan HLS dan RLS mencerminkan adanya perbaikan akses dan fasilitas pendidikan serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan.
Untuk indikator pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan, tercatat sebesar Rp12,8 juta.
Nilai tersebut meningkat Rp461 ribu dibandingkan tahun 2024.
Pengeluaran riil per kapita merupakan ukuran rata-rata konsumsi masyarakat per tahun berdasarkan harga konstan tahun 2012 dengan wilayah rujukan Jakarta Selatan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








