Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pertemuan Strategis di Sydney, Menteri Investasi Temui Lima CEO Australia Bahas Proyek Bernilai Miliaran Dolar

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Pertemuan Strategis di Sydney, Menteri Investasi Temui Lima CEO Australia Bahas Proyek Bernilai Miliaran Dolar
Foto: Pertemuan antara Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dengan lima CEO perusahaan besar di Sydney, Australia, Selasa 11/11/2025 (sumber: BKPM)

Pantau - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengadakan pertemuan dengan lima pimpinan perusahaan besar Australia di Sydney pada 11 November 2025 untuk membahas peluang investasi strategis di berbagai sektor unggulan Indonesia.

Proyek Investasi Prioritas Diminati Investor Australia

Pertemuan tersebut melibatkan lima tokoh utama dunia usaha Australia, yakni Glenn Keys (Founder dan Executive Chair Aspen Medical), Stephen Wilmot (Chairman Pure Battery Technologies/PBT), David Paton (Director Managed Investment AAM Investment Group), Matthew Boyall (CEO Cue Energy Resources), dan Chris Shepherd (CFO Nickel Industries Ltd).

Aspen Medical menyampaikan minat untuk merealisasikan proyek redevelopment Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Samarinda senilai 1 miliar dolar AS.

Pure Battery Technologies (PBT) merencanakan investasi sebesar 350 juta dolar AS di Batang Industrial Park untuk pengembangan material katoda dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

AAM Investment Group sedang mengembangkan peternakan sapi di Lampung dan ikut serta dalam program pelatihan tenaga kerja sebagai bagian dari kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Cue Energy Resources menyatakan komitmen untuk menambah investasi pada sektor minyak dan gas nasional.

Nickel Industries Ltd mengumumkan ekspansi fasilitas pengolahan nikel yang telah beroperasi di Indonesia sebagai bagian dari dukungan terhadap program hilirisasi nasional.

Perizinan Otomatis dan Fokus Kerja Sama Sektor Strategis

Dalam kesempatan itu, Rosan Roeslani menjelaskan kebijakan terbaru melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

"Peraturan ini memungkinkan perizinan usaha yang telah melewati service level agreement (SLA) dan verifikasi untuk diterbitkan secara otomatis," ungkapnya.

Rosan juga menegaskan bahwa Indonesia memprioritaskan kerja sama dengan Australia pada tiga sektor utama, yakni hilirisasi sumber daya alam (termasuk baterai kendaraan listrik dan panel surya), energi baru dan terbarukan, serta sektor kesehatan.

Selama lima tahun terakhir, investasi Australia di Indonesia mencapai 2,8 miliar dolar AS, terutama di sektor pertambangan, perhotelan, dan layanan kesehatan.

Pada tahun 2024, nilai perdagangan bilateral kedua negara tercatat sebesar 15,4 miliar dolar AS atau meningkat 23,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Penulis :
Leon Weldrick