Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Menguat di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Tetap, Pemerintah Andalkan Strategi Dua Kaki untuk Ketahanan Energi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

IHSG Menguat di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Tetap, Pemerintah Andalkan Strategi Dua Kaki untuk Ketahanan Energi
Foto: (Sumber : Layar menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/YU.)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, 19 November 2025, dibuka menguat sebesar 22,43 poin atau 0,27 persen ke posisi 8.384,36.

Kenaikan ini terjadi di tengah ekspektasi pasar bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar hari ini.

Indeks LQ45, yang mewakili 45 saham unggulan, juga tercatat naik 1,89 poin atau 0,22 persen ke level 845,40.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyebutkan bahwa pasar fokus pada kebijakan suku bunga BI yang diperkirakan tetap di level 4,75 persen.

"Pasar hari ini berfokus pada keputusan BI-Rate yang diperkirakan tetap di level 4,75 persen, untuk menjaga stabilitas Rupiah di tengah tekanan dolar Amerika Serikat (AS)," ungkap mereka.

Sementara itu, kurs Rupiah masih melemah karena pelaku pasar cenderung wait and see menjelang pengumuman kebijakan moneter.

Momentum Strategis: Rare Earth dan Diversifikasi Energi

Di luar pasar modal, Indonesia tengah memasuki momentum strategis dengan ditemukannya cadangan monasit dan rare earth di wilayah tambang timah.

Penemuan ini membuka peluang besar bagi program hilirisasi sektor energi masa depan, yang memerlukan bahan baku teknologi tinggi.

Untuk memperkuat ketahanan energi nasional, pemerintah mengambil langkah pragmatis dengan mulai mengimpor minyak dari Amerika Serikat mulai Desember 2025.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.

Pemerintah kini mengandalkan strategi dua kaki, yaitu penguasaan bahan baku teknologi tinggi seperti rare earth serta diversifikasi pasokan minyak global.

Strategi tersebut diharapkan mampu membentuk fondasi ketahanan energi yang lebih tangguh dalam jangka panjang.

Penulis :
Aditya Yohan