Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kadin dan Pemerintah Belarus Bahas Pengembangan Industri Pupuk hingga Akses Pasar Eurasia

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Kadin dan Pemerintah Belarus Bahas Pengembangan Industri Pupuk hingga Akses Pasar Eurasia
Foto: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Belarus Viktor Karankevich di Jakarta, Selasa 16/12/2025 (sumber: ANTARA/Shofi Ayudiana)

Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, melakukan pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Belarus, Viktor Karankevich, di Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2025.

Pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Belarus di berbagai sektor strategis.

Salah satu fokus utama adalah pengembangan industri pupuk di Indonesia.

Anindya menyampaikan bahwa Belarus merupakan salah satu pemasok utama potash, bahan baku utama dalam produksi pupuk di Indonesia.

"Kami membahas bagaimana kita bisa membangun industri pupuk karena Belarus merupakan salah satu pemasok potash yang besar ke Indonesia," ungkapnya.

Kerja Sama di Sektor Pertanian dan Industri Alat Berat

Pertemuan turut membahas peningkatan produktivitas sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi modern.

Selain itu, juga dibahas upaya mekanisasi pertanian dan pengembangan mesin serta peralatan pendukung.

Ada pula pembahasan mengenai peluang industrialisasi alat berat, termasuk produksi bus dan traktor dengan kapasitas besar hingga 450 ton.

Anindya menambahkan bahwa penguatan kerja sama ini penting untuk membuka akses pasar ke kawasan Eurasia.

Negara-negara di kawasan tersebut meliputi Rusia, Kazakhstan, Armenia, dan Kirgistan.

Perdagangan Bebas dan Potensi Pasar Halal

Anindya mengungkapkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan rencana penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) yang dijadwalkan pada pekan depan.

"Ini merupakan kesempatan emas. Kami berharap hubungan business to business antara pelaku usaha kedua negara dapat mengikuti hubungan baik yang telah terjalin antara pemerintah dengan pemerintah," ia mengungkapkan.

Pertemuan juga mencakup diskusi tentang potensi pemanfaatan pasar halal di Indonesia.

Anindya menyebutkan bahwa nilai perdagangan Indonesia-Belarus pada tahun 2025 telah mencapai sekitar 400 juta dolar AS.

Ia optimistis bahwa melalui FTA, angka tersebut akan meningkat secara signifikan.

"Dengan perjanjian ini, angkanya bisa jauh meningkat dan membuka pasar kita sekitar 110 juta penduduk. Karena perjanjian ini bukan hanya dengan Belarus tetapi juga mencakup negara-negara lain seperti Turki, Rusia, Kirgistan, dan sejumlah negara di kawasan Eurasia lainnya," jelasnya.

Penulis :
Leon Weldrick