Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Melemah Tipis Ditutup di Level 8.677,35, Pasar Masih Cermati Keputusan BI Tahan Suku Bunga

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Melemah Tipis Ditutup di Level 8.677,35, Pasar Masih Cermati Keputusan BI Tahan Suku Bunga
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 9,12 poin atau 0,11 persen ke level 8.677,35 pada perdagangan Rabu, 17 Desember 2025.

IHSG Bergerak Sideways, Pasar Tunggu Kepastian Suku Bunga

Pergerakan IHSG sepanjang hari terpantau cenderung sideways dengan rentang yang sempit.

Kondisi tersebut disebabkan oleh sikap pelaku pasar yang masih mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuannya.

"IHSG diperkirakan masih akan berkonsolidasi di kisaran 8.600-8.750", ungkap Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, di Jakarta.

Selain IHSG, indeks LQ45 yang merupakan kelompok 45 saham unggulan juga mengalami penurunan sebesar 1,75 poin atau 0,21 persen ke posisi 852,57.

Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 4,75 persen.

Suku bunga Deposit Facility tetap dipertahankan di 3,75 persen, sementara Lending Facility tetap berada di level 5,5 persen.

Keputusan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Meskipun demikian BI masih membuka peluang penurunan suku bunga ke depannya dengan mencermati data inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi", ia mengungkapkan.

Kredit Tumbuh Cepat, Tapi Penurunan Suku Bunga Kredit Masih Lambat

Data fundamental domestik menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit meningkat menjadi 7,74 persen year on year (yoy) pada November 2025.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 7,36 persen pada Oktober 2025.

Kenaikan tersebut menjadi pertumbuhan kredit tercepat sejak Juni 2025.

Peningkatan penyaluran kredit terjadi di tengah kebijakan stimulus pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat.

Namun, Ratna Lim juga menyoroti masih tingginya jumlah kredit yang belum tersalurkan (undisbursed loan) yang mencapai Rp2.509,4 triliun pada November 2025.

Angka ini setara dengan 23,18 persen dari total kredit yang telah disetujui.

Meskipun BI Rate telah turun sebesar 125 basis poin sepanjang tahun 2025, penurunan suku bunga kredit perbankan masih tergolong lambat.

Suku bunga kredit hanya turun 24 basis poin, dari 9,2 persen di awal tahun menjadi 8,96 persen pada November 2025.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar pada hari itu antara lain DPUM, PADI, PIPA, SOCI, dan RMKO.

Sementara saham-saham yang mengalami pelemahan terdalam adalah DNAR, SMIL, EMTK, INDX, dan CTTH.

Aktivitas perdagangan saham pada hari itu mencatatkan frekuensi transaksi sebanyak 2.718.075 kali.

Volume perdagangan mencapai 54,6 miliar lembar saham dengan nilai transaksi tercatat sebesar Rp37,75 triliun.

Sebanyak 379 saham mengalami penguatan, 284 saham melemah, dan 140 saham stagnan.

Penulis :
Arian Mesa