
Pantau.com - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) mengungkap setidaknya 4 dari 287 perusahaan anggota asosiasi menutup usahanya.
"Yang bergabung dengan Asperindo melaporkan ada empat perusahaan yang mereka mengalami kebangkrutan dan mulai akan menutup operasionalnya. Dua di Pekanbaru, satu di Palembang dan satu di Jakarta," ujar Wakil Ketua Umum Asperindo, Budi Paryanto saat ditemui dalam diskusi 'Membangun Infrastruktur yang Tepat Sasaran', di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).
"Kalau yang melaporkan ke kita mungkin lebih dari 20 (perusahaan), melaporkan kondisinya yang sudah mulai berat. Tapi yang nyata-nyata tutup 4 (perusahaan). Mudah-mudahan yang lain bisa bertahan. Indikasi (perusahaan mau bangkrut) gampang, iurannya mulai macet. Nah kalau sudah macet kita tanya, mereka bilang bisnisnya mulai jatuh," imbuhnya.
Baca juga: Punya Freeport, RI Kaya Uranium bak Negeri Wakanda 'Black Panther'
Budi mengatakan, penyebabnya adalah perusahaan tak kuat menutup biaya produksi yang kian tinggi. Sehingga kata dia, perusahaan-perusahaan yang masih tergolong kecil sangat merasakan dampaknya.
"Karena harga jual kita naik, karena fright cost (tarif kargo) kita naik, jadi kenaikan harga kita untuk mengcover kenaikan SMU (Surat Muatan Udara) itu, dampaknya customer mengurangi produksinya karena ongkos kirimnya lebih mahal dari ongkos produksinya," katanya.
"Akibatnya, dari itu terjadi penurunan pasar sampai dengan 30-40 persen. Nah yang daya tahannya bagus mereka masih bisa bertahan, tapi yang kecil sudah goyang," imbuhnya.
Baca juga: Brum, Brum... Gojek Resmi 'Ngegas' di Thailand dengan Nama GET
Saat ini perusahaan-perusahaan tersebut dilaporkan telah merumahkan karyawan-karyawannya. Ia memperkirakan jumlah karyawannya mencapai ratusan.
"Mereka sudah mulai merumahkan karyawan, tinggal proses administrasi penutupan perusahaan saja. Sayangnya kami tidak menanyakan sampai sejauh itu. Dari empat perusahaan itu dari perkiraan saya mestinya di kisaran 100-200 orang dari 4 perusahaan," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni