Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Konsumsi Meningkat, Amankah Pasokan Listrik RI Hingga Lebaran?

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Konsumsi Meningkat, Amankah Pasokan Listrik RI Hingga Lebaran?

Pantau.com - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, hari ini, Kamis (23/5/2019), memantau kesiapan pasokan listrik dan kesiagaan PT PLN (Persero) selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2019. Pemantauan dilakukan di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN di Gandul, Depok, Jawa Barat.

Dari pemantauan ini, Arcandra berharap kondisi kelistrikan pada periode Ramadhan dan Idul Fitri sebaik tahun lalu dan persiapan juga harus dilakukan sebaik mungkin.

Baca juga: Singgah di Houston, Jonan Komitmen Lanjutkan Operasi di Blok Corridor

Untuk memastikan kondisi listrik dan BBM tersebut, sektor ESDM akan membuka Posko Lebaran sektor ESDM sejak H-15 Idul Fitri hingga H+15 Idul Fitri. Periode ini lebih panjang dibandingkan dengan posko nasional yang beroperasi dari H-7 sampai H+7 Idul Fitri.

"Berbeda dengan posko nasional, di sektor ESDM kita buka posko sejak H-15 sampai H+15 Idul Fitri. Ada kemungkinan sejak H-15 itu ada hal-hal yang perlu kita kerjakan lebih awal. Jadi kita mempersiapkan lebih awal 15 hari, dan mempersiapkan 15 hari setelah itu. Kita ingin benar-benar menjamin bahwa keandalan dan kesiapan pasokan listrik itu baik," tegas Arcandra.

Sementara, PLN memproyeksikan kondisi 22 sistem kelistrikan nasional sampai dengan bulan Mei serta tanggal 5 dan 6 Juni 2019 pada umumnya berada pada Kondisi Aman dengan beberapa sistem berada pada Kondisi Siaga dan tidak ada sistem berada pada posisi Defisit Daya.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan bahwa kondisi kelistrikan pada hari H Idul Fitri, yakni pada 5 dan 6 Juni 2019 mendatang pada status aman dan tidak ada kondisi pemadaman.

"Seluruh daerah Indonesia aman, tidak ada kondisi pemadaman, memang ada beberapa yang cadangannya di bawah 30 persen, tapi secara keseluruhan kita sudah siap," tandas Amir.

Baca juga: Suara Pengusaha Pasca Pemilihan Presiden Rampung

Amir juga mengungkapkan bahwa beban puncak di Sistem Jawa-Bali rata-rata turun sekitar 10.000 MW.

"Kalau kita masuk di sistem Jawa-Bali, bebannya di triwulan 1, sekitar 27.000 MW. Pada hari H Idul Fitri beban terendah diperkirakan sekitar 12.000 MW, sedangkan pada malam hari mencapai 17.000 MW. Jika normalnya sekitar 27.000 MW, maka turunnya sekitar 10.000 MW pada saat beban malam dan beban siang turun 15.000 MW," jelas Amir.

Beberapa pembangkit juga akan dipadamkan (reserve shutdown) untuk memudahkan pengaturan frekuensi dan melakukan efisiensi.

Penulis :
Nani Suherni