
Pantau.com - Jika ada yang berfikir hidup di Australia tak ada orang miskinnya kalian salah sob! Pasalnya, dalam survei tercatat survei hampir 84 persen responden mengaku jika mereka terpaksa melewatkan makan untuk menghemat pengeluaran sehari-hari.
Survei ini baru dirilis hari Senin (29 Juli 2019) bagi orang yang menerima bantuan pemerintah Australia, yakni bagi mereka yang tidak bekerja dan berusia di bawah 21 tahun tidak lagi mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Mereka menerima bantuan yang diterima, mereka hidup dengan AU$ 40, atau sekitar Rp380 ribu sehari dan banyak yang mengaku jika terpaksa membatasi frekuensi makan mereka demi penghematan.
Baca juga: Mahalnya Biaya Hidup di Jepang, Masih Minat Tinggal di Sana?
Dikutip ABC, di Australia, pemerintah memberikan bantuan finansial 'Newstart Allowance' yang ditujukan bagi mereka yang tidak bekerja, dengan usia 22 tahun hingga usia pensiun.
Ada pula bantuan khusus anak muda, yakni 'Youth Allowance', bagi anak-anak muda berusia di bawah 21 tahun dan masih mencari pekerjaan.
Dari survei yang dilakukan oleh Dewan Pelayanan Sosial Australia (ACOSS) ditemukan 84 persen responden mengaku jika mereka harus melewatkan makan, hanya sekali sehari.
"Saya seringnya bahkan tidak makan sama sekali," ujar salah satu reponden.
Dengan pendapatan yang diterima dari pemerintah, mereka mendapat AU$ 282, atau sekitar Rp2,7 juta per minggu dan jumlah ini berada di bawah garis kemiskinan.
Lebih dari setengahnya mengaku tidak menyalakan penghangat ruangan di musim dingin, tidak juga AC di musim panas, untuk bisa menghemat penggunaan listrik dan energi lainnya.
"Saya tak lagi membeli makanan yang harus disimpan di kulkas, sehingga tidak harus menyalakan kulkas," ujar salah satu responden.
Belum lagi dengan mahalnya biaya akomodasi di Australia, lebih dari setengah dari mereka memiliki kurang dari AU$ 100, atau sekitar Rp960 ribu per minggu, setelah membayar sewa rumah atau kamar.
"Saya pindah ke kawasan pinggiran agar bisa lebih murah menyewa tempat tinggal, meskipun sedikit lapangan kerja yang tersedia," salah satu responden mengatakan.
"Saya kurangi mandi karena harus menghemat air dan gas, dan tidak menggunakan shampoo, conditioner, atau sabun," ungkapnya.
Baca juga: Dan, Facebook Mulai Tiarap Lawan Media Konvensional
Ketidakmampuan menyewa tempat tinggal juga membuat mereka berakhir menjadi tunawisma. ACOSS melakukan survei kepada 489 orang yang hidup dengan bantuan 'Newstart' dan 24 orang diantaranya adalah anak-anak muda yang mendapat 'Youth Allowance'.
Dari data terbaru ada sekitar 723 ribu warga Australia yang menerima 'Newstart', yang dibayarkan setiap dua minggu.
Pemerintah diminta naikkan jumlah bantuan
Setelah melakukan survei ACOSS meminta pemerintah untuk mempertimbangkan jumlah bantuan kepada warga yang membutuhkan, dengan jumlah hingga AU$ 75, atau sekitar Rp725.000 per minggu.
Menurut laporan tersebut kenaikan ini akan membantu warga untuk mampu membeli tidak hanya makanan, tapi juga akses pada kesehatan, bensin, dan meningkatkan harga diri.
Baca juga: Rupiah Diprediksi Masih di Atas Rp14.000 per Dolar AS
Sejumlah politisi di Australia, seperti mantan perdana menteri John Howard, sejumlah anggota Partai Buruh, dan kelompok penggiat kesejahteraan sosial telah mendorong agar jumlah bantuan dinaikkan.
Termasuk yang mendukung adalah mantan wakil perdana menteri, Barnaby Joyce, dari Partai National yang pernah ramai dibicarakan karena memiliki hubungan dan memiliki bayi dengan mantan stafnya.
Namun usai menyampaikan dukungannya, Kamis lalu (25 Juli 2019), Barnaby malah mendapat kritikan setelah mengaku kesulitan menghidupi keluarganya dengan gaji senilai AU$ 211.000, atau lebih dari Rp2 miliar per tahun.
Hingga saat ini PM Australia, Scott Morrison memastikan warganya mendapat pekerjaan adalah lebih penting, ketimbang meningkatkan bantuan keuangan.
Bantuan di Indonesia
Jika dibandingkan di Indonesia, berdasarkan Indeks bantuan sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH) 2019 menetapkan, bantuan Tetap PKH Reguler Rp550.000 per Keluarga per tahun, bantuan tetap PKH Akses Rp1.000.000 per Keluarga per tahun (KPM yang tinggal di daerah sulit dan terpencil), KPM yang memiliki Ibu hamil, mempunyai anak balita, tinggal dengan bersama lansia dan disabilitas Rp2.400.000,- per jiwa per Tahun.
Juga KPM yang memiliki anak usia sekolah SD Rp900.000 per jiwa per tahun, SMP Rp1.500.000 per jiwa per tahun dan SMA Rp2.000.000 per jiwa per tahun
Setiap KPM PKH akan diberikan bantuan maksimal untuk 4 orang berdasarkan komponen kondisionalitas, dengan jumlah penerima tetap 10 juta KPM.
- Penulis :
- Nani Suherni