HOME  ⁄  Ekonomi

Harga Vaksin COVID-19 Ditaksir Rp75.000 per Orang

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Harga Vaksin COVID-19 Ditaksir Rp75.000 per Orang

Pantau.com - Indonesia saat ini tengah mengembangkan vaksin COVID-19, sama seperti yang dilakukan negara lain. Ketua Konsorsium Penelitian dan Inovasi COVID-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, memperkirakan harga vaksin berkisar Rp75.000 per orang.

“Jika harga vaksinnya sekitar USD5 atau Rp75.000, maka kita butuh setidaknya Rp26,4 triliun,” ujar Ali dalam telekonferensi pers, di Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari VOA, Jumat (3/7/2020).

Pihaknya menjelaskan, biaya tersebut dihitung berdasarkan rumus atau formula viro yang akan menghitung berapa orang yang perlu di vaksin. Dengan formula itu, kemudian dibuat perhitungan bahwa satu orang dapat menularkan virus sampai ke tiga orang.

Baca juga: Dirjen WHO Ungkap Kesulitan dalam Memastikan Kesiapan Vaksin COVID-19

Lalu, dilakukan perhitungan dengan mengkalikan dengan 2/3 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta orang. Sehingga didapatkan 176 juta unit vaksin. “Jika setiap orangnya membutuhkan dua kali vaksin, maka diperlukan 352 juta unit vaksin untuk masyarakat,” paparnya.

Setidaknya, ia menyebut dibutuhkan waktu selama kurang lebih satu tahun untuk bisa memvaksin semua warga yang membutuhkan.

Hingga saat ini, Indonesia sedang bekerja sama dengan dua negara dalam usaha pencarian vaksin COVID-19 ini. Ali menjelaskan, vaksin yang dikembangkan BUMN farmasi PT Bio Farma Tbk dan perusahaan bioteknologi asal China Sinovac Biotech, Ltd telah melewati fase uji klinis pertama dan akan memasuki fase kedua pada akhir Juni nanti.

Sementara itu, vaksin yang dikembangkan PT Kalbe Farma Tbk bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc,sedang dalam proses uji klinis fase pertama di Korea Selatan sejak Juni lalu. Uji klinis fase kedua rencananya akan digelar di Indonesia pada Agustus mendatang.

Baca juga: Eijkman: Pengembangan Vaksin COVID-19 Buatan RI Berjalan Sesuai Jadwal

Vaksin yang sedang dikembangkan konsorsium nasional ditargetkan akan memasuki fase uji coba pra-klinik (preclinical trial) pada akhir 2020 nanti. Vaksin yang dikembangkannya itu menggunakan platform vaksin protein rekombinan hasil proses cloning.

“Preclinical trial akan mulai pada akhir 2020, dan jika (ada) perpanjangan (waktu), mungkin pada awal 2021. Ini akan dilanjutkan oleh beberapa preclinical trial selanjutnya dalam tahun ini atau awal 2021,” jelasnya.

Pihak konsorsium nasional mengembangkan vaksin dengan platform/metode protein rekombinan dengan menggunakan strain COVID-19 asal dari Indonesia. Protein rekombinan ini dipilih, karena Indonesia sudah memiliki teknologinya sehingga tidak perlu lagi memproduksi lebih banyak virus.

Proses pengembangan vaksin lokal ini dilakukan bukan hanya untuk mencari apakah vaksin tersebut efektif, namun juga untuk memastikan vaksin ini aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. “Diperkirakan hasilnya untuk orang Indonesia sendiri akan ditemukan pada pertengahan 2021,”tuntasnya.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta